Fakta Terbaru Teror Bom Sri Lanka, Korban Tewas Capai 290 Orang hingga Buntut Konflik Presiden & PM
Korban tewas teror bom di Sri Lanka mencapai 290 orang hingga danya buntut konflik Presiden dan PM. Simak fakta terbarunya!
Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
Pihak keamanan terus berpatroli di sepanjang jalan besar di Kolombo.
Mengutip dari BBC, pemberlakuan status darurat tersebut akan memungkinkan pihak kepolisian dan militer untuk mengambil tindakan guna menjaga keamanan wilayah tersebut.
5. Konflik presiden dan PM Sri Lanka
Sebelumnya, PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, menyayangkan tindakan pemerintah yang tidak memberikan informasi desas-desus penyerangan terhadap dirinya maupun menteri lain.
"Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan."
"Baik saya maupun para menteri tidak diberi informasi," kata Ranil dikutip dari BBC.
Beredar kabar, kepala polisi Sri Lanka, Pujuth Jayasundara, telah mengeluarkan peringatan intelijen kepada perwira tinggi 10 hari sebelum peristiwa.
Pada peringatan tersebut tertulis, pelaku bom bunuh diri berencana untuk menyerang gereja terkemuka.
Baca: Serangan di Sri Lanka: Jaringan internasional diduga terkait dengan pengeboman
Baca: Chef Sri Lanka Jadi Korban Bom Setelah Selfie Bersama Keluarganya
Juru Bicara kabinet Rajitha Senaratne membeberkan mengapa pemerintah tak memberi tahu rahasia keamanan kepada PM Sri Lanka maupun menteri lainnya.
Rajitha menyebut hal ini menyusul adanya keretakan Ranil Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena.
Mengutip dari BBC, Sirisena memecat Wickremesinghe dan kabinetnya pada Oktober 2018.
Presiden Sirisena kemudian menunjuka perdana menteri lainnya yang kemudian memicu krisis konstitusional.
Mahkamah Agung menekan Sirisena untuk mengembalikan posisi Wickremesinghe.
PM Ranil Wickremesinghe tetap dikeluarkan dari lingkaran pembahasan keamanan.