Seorang Residivis di Jepang Sengaja Membenturkan Kepala Tunawisma Agar Dia Bisa Dipenjara Lagi
Kenji Hoshino (58) sengaja membenturkan kepala seorang pria tunawisma berusia 69 tahun agar dia bisa masuk penjara lagi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kenji Hoshino (58), yang telah 20 kali masuk ke luar penjara, sengaja membenturkan kepala seorang pria tunawisma berusia 69 tahun ke blok penyanggah pagar jalanan dekat tempat tidurnya di bawah jembatan dekat Stasiun Ishikawacho Yokohama Jepang, Sabtu (11/5/2019).
"Tersangka memang sudah seringkali setidaknya 20 kali masuk ke luar penjara dan mengakui perbuatannya tersebut," kata sumber Tribunnews.com, Senin (13/5/2019).
Hoshino saat ditangkap polisi langsung mengakui perbuatannya tersebut.
"Saya sengaja membenturkan kepalanya agar saya bisa masuk penjara," kata Hoshino kepada polisi Jepang.
Tunawisma tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit dan diperkirakan perlu perawatan satu bulan di rumah sakit karena mengalami gegar otak.
Hoshino mengungkapkannya langsung kepada polisi keinginannya masuk penjara.
"Jauh lebih enak dipenjara ketimbang berkeliaran di luar karena semua gratis, tidur enak gratis, makan gratis, kesehatan terjamin daripada di luar sini," kata Hoshino seperti diungkapkan sumber Tribunnews.com.
Baca: Pertama Kalinya Bandara Narita Jepang Kebanjiran Turis, Lebih dari 60.000 Orang Saat Golden Week
Meskipun Hoshino mengakui perbuatannya itu, polisi masih terus mengusut kejadian tersebut guna melihat kemungkinan hal lain seperti motif orang tertentu (pihak ketiga) memanfaatkan Hoshino supaya bisa memasuki penjara dan mengerjakan tugas yang disuruh orang lain saat berada di penjara.
Beberapa anggota yakuza (mafia Jepang) melakukan hal tersebut karena mendapatkan perintah membunuh seseorang yang berada di dalam penjara, sehingga sengaja ingin masuk penjara dengan tujuan memenuhi "pesanan" tersebut.
Info lengkap yakuza dapat dibaca gratis di www.yakuza.in