Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WCU Gelar Konferensi Bertajuk 'Pegunungan: Budaya, Bentang Alam, dan Keanekaragaman Hayati'

Konferensi ini mengeksplorasi Ekosistem Gunung, Keanekaragaman Hayati dan Ekologis, Tempat Pembuangan Akhir Gunung, Budaya Gunung

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in WCU Gelar Konferensi Bertajuk 'Pegunungan: Budaya, Bentang Alam, dan Keanekaragaman Hayati'
HandOut/Istimewa
Konferensi internasional bertajuk "Pegunungan: Budaya, Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati", yang dihelat Western Caspian University (WCU), di Baku, Azerbaijan pada 10-12 Mei 2019. 

TRIBUNNEWS.COM - Western Caspian University (WCU) menggelar konferensi internasional bertajuk "Pegunungan: Budaya, Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati", di Baku, Azerbaijan pada 10-12 Mei 2019.

Kegiatan ini digelar bersama-sama Universitas Kaspia Barat dan Lembaga Penelitian Peradaban dan Lansekap Gunung yang didirikan kerangka kerja sama dengan Federasi Pendakian dan Pendakian Gunung Internasional (UIAA).

Ketua Dewan Pengawas Universitas Kaspia Barat Huseyngulu Baghirov mencatat peran pemimpin besar dalam sejarah Azerbaijan, merujuk kontribusinya sebagai latar belakang untuk memperkuat negara kita serta menguraikan kegiatan kami saat ini yang bertujuan untuk memperbaiki situasi ekologis.

"Saya menekankan pentingnya masalah konferensi dalam hal mengkatalisasi diskusi dengan para peneliti berpengaruh dari seluruh dunia," kata dia, dalam keterangannya, Rabu (15/5/2019).

Sementara itu, Rektor Universitas Kaspia Barat, Profesor Andris Leitas mencatat, semua daerah pegunungan di dunia sedang mengalami pengembangan melalui eksploitasi sumber daya tak terbatas serta melalui sektor pariwisata yang sedang tumbuh.

"Perkembangan ini memberikan tekanan pada keanekaragaman hayati dan populasi pegunungan. Tujuan konferensi ini adalah untuk mengatur debat bagi akademisi, ekologi, biolog, spesialis pariwisata, dan profesional lain yang tertarik untuk menemukan solusi baru dan kreatif untuk masalah ini," ujarnya.

Para ahli dari sekitar 40 negara, serta ilmuwan lokal menghadiri konferensi tersebut.

Berita Rekomendasi

Konferensi ini mengeksplorasi Ekosistem Gunung, Keanekaragaman Hayati dan Ekologis, Tempat Pembuangan Akhir Gunung, Budaya Gunung, Wisata Gunung dan Rekreasi melalui sesi utama, panel, dan sesi bersama.

Konferensi Internasional "Pegunungan: Budaya, Bentang Alam, dan Keanekaragaman Hayati" yang didedikasikan untuk peringatan 96 tahun pemimpin nasional Heydar Aliyev diselenggarakan di Universitas Kaspia Barat.

Pada sesi pembukaan dibahas oleh para pemimpin dan pakar terkemuka: Koordinator Residen PBB di Azerbaijan Gulam Isakzai; Kepala Institut Geografi, Profesor Ramiz Mammadov; Anggota Masyarakat Geografis Kerajaan Inggris Raya dan Wakil Presiden UIAA Michael Maunsel; Lode Beckers, anggota Dewan Gunung: Rozalaura Romeo, Program Officer dari Sekretariat Kemitraan Gunung di bawah Organisasi Pangan dan Pertanian PBB; Michael Succow, Pendiri Succow Environmental Protection Fund.

Kelompok terhormat ini menggambarkan fitur-fitur lanskap gunung, kondisi permukiman, masalah di dunia ini, prospek, infrastruktur dan akses ke berbagai layanan di daerah pegunungan, serta pentingnya masalah dan proyek di bidang perlindungan. dari pegunungan.

Di kesempatan itu, para ahli menjawab pertanyaan dan bertukar pandangan dengan peserta. Konferensi berlanjut selama dua hari diikuti oleh studi tur dari Pegunungan Kaukasus Selatan di dekatnya.

Perlu dicatat konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 200 tamu serta peneliti asing dari 40 negara di seluruh dunia dan oleh para ahli lokal. Tema konferensi itu

"Ekosistem gunung, keanekaragaman ekologis dan biologis", "lanskap gunung", "Budaya Pegunungan", "Pariwisata dan Rekreasi Gunung".

Salah satu perwakilan peneliti Indonesia dari IMERC Sekolah Studi Strategis dan Global Universitas Indonesia, Kholidah Tamami mengatakan bahwa konferensi ini melampaui harapan, sangat antusias, dan sukses.

Kholidah mengambil tema "Anomali Otonomi Daerah di Gunung Cartenz”, yang berlokasi di Papua Indonesia, merupakan satu dari tujuh puncak (gunung tertinggi ke-7) di dunia di bawah UNESCO yang membutuhkan kolaborasi tidak hanya dari pemerintah Indonesia tetapi juga dari masyarakat internasional sehingga dapat membangun sinergi yang baik.

Turut hadir sebagai pemapar Prof, Dr. Husnan Bey Fanani selaku Dubes RI untuk Azerbaijan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas