Perlakuan Tidak Mengenakkan Dialami Pengusaha Jepang di Indonesia 20 Tahun Lalu Masih Membekas
Perlakuan yang tidak mengenakkan 20 tahun lalu di Indonesia membuat pengusaha Jepang, Kurousu Hideyuki (55) tidak bisa melupakannya hingga kini.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perlakuan yang tidak mengenakkan 20 tahun lalu di Indonesia membuat pengusaha Jepang, Kurousu Hideyuki (55) tidak bisa melupakannya hingga kini.
"Dulu saat saya ke Jakarta 20 tahun lalu sempat naik mobil sewa untuk ke berbagai tempat di Jakarta dan Bandung," kata CEO dan pemilik Kurosu Youranen Co.Ltd., Kurousu Hideyuki (55) kepada Tribunnews.com, Selasa (18/6/2019) di kebun anggrek miliknya.
Kurousu Hideyuki berkisah, sopir mobil yang disewanya tampak seperti sengaja melanggar aturan lalu lintas di Jakarta, lalu datanglah polisi bersepeda motor yang mengejarnya.
Sopir meminta uang 10.000 yen kepadanya.
"Saya kira diberikan semua ke polisi Indonesia. Ternyata saya perhatikan hanya 1000 yen diberikan ke polisi dan sisanya dikantongi buat dirinya sendiri," ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, saat di bea cukai untuk mengambil anggrek yang dibeli rekanan kerjanya dari Jepang ternyata banyak uang pungli yang dilihatnya sendiri.
"Banyak tips ya ke luar di Indonesia. Pusing juga bisnis kalau begitu pasti banyak ke luar uang. Itu dulu ya 20 tahun lalu, saya tak tahu sekarang," kata dia.
Meskipun demikian Kurousu menyatakan Indonesia negara yang sangat indah dan berpotensi besar di segala bidang termasuk perkembangan dan pembangunan yang sedang dijalankan saat ini.
"Terbaik sebenarnya semua diserahkan kepada orang setempat. Seperti kerja sama saya di Vietnam juga dilakukan orang setempat, juga di Taiwan dilakukan orang setempat. Itu lebih baik. Kalau orang luar masuk kan orang setempat akan bisa merasa mendapatkan rival yang berat dari luar. Tapi kalau penduduk lokal akan terasa nyaman, lancar usahanya saya rasa," kata dia.
Anggrek diakui Kurousu Hideyuki sangat bagus dan sangat cocok dibudidayakan di Indonesia karena sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan anggrek.
Sedangkan di Jepang yang memiliki 4 musim sangat berat mengembangkan anggrek terutama musim panas yang bisa mencapai 45 derajat Celcius dan musim dingin bisa minus di bawah nol derajat Celcius.
Saat musim panas dan musim dingin itulah perkebunan anggrek Kurousu menggunakan pendingin dan pemanas.
Tidak heran biaya listrik perusahaannya mencapai sekitar 5 juta yen per bulan.
Sementara perkembangan anggrek sendiri perlu waktu 5 tahun hingga jadi sempurna, diproduksi olehnya sekitar 300.000 anggrek setahun.
Sebuah anggrek bulan yang indah dijualnya sekitar 15.000 yen - 25.000 yen per pot yang terdiri dari sekitar 3 ranting anggrek yang besar-besar.
Harga bunga anggrek tergantung dari banyak sedikitnya bunga tersebut dan besar kecilnya ukuran satu bunga tersebut. Makin besar tambah mahal karena tambah cantik.
Ada pula satu rangkaian anggrek yang pernah dijualnya seharga 500.000 yen ke sebuah klub malam mewah di Ginza yang baru buka.
"Karena rangkaian anggrek sangat besar jadi kita pisah-pisah, gelar sheet biru di lantai lalu kita rangkai kembali di dalam klub malam tersebut sehingga kelihatan seperti memenuhi ruangan itu dengan anggrek kita yang besar," kata dia.