Konjen Jepang: Shodo Dapat Membangun Jiwa, Hati dan Mental yang Kuat
Konsul Jenderal Jepang untuk Bali, Hirohisa Chiba mengungkapkan pentingnya Shodo (kaligrafi atau menulis indah Jepang) bagi pembangunan jiwa.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Konsul Jenderal Jepang untuk Bali, Hirohisa Chiba mengungkapkan pentingnya Shodo (kaligrafi atau menulis indah Jepang) bagi pembangunan jiwa, hati dan mental yang kuat bagi manusia.
"Latihan Shodo dapat membangun jiwa, hati dan mental yang kuat sebagai manusia yang berbudaya tinggi," ungkap Konsul Chiba dalam pembukaan seminar shodo oleh sensei terkenal Jepang, shodoka Suika Terayama yang diselenggarakan Pandan College, Sabtu (27/7/2019) di Hotel Prime Plaza Sanur Denpasar Bali.
Konsul Chiba melihat Shodo bukan hanya bentuk seni menulis huruf secara baik dan indah saja, tetapi Shodo adalah suatu kesenian ekspresi spiritual diri penulis.
"Kita memerlukan konsentrasi, kesabaran dan kreativitas untuk membuat tulisan yang artistik dan mengesankan," tambahnya.
Seni kaligrafi Jepang Shodo merupakan budaya tradisional Jepang yang sangat populer tidak hanya di Jepang tetapi juga di berbagai negara di dunia pada masa kini.
Di Amerika atau Eropa banyak penggemar shodo membuat shodo dengan tulisan alfabet ABC ketimbang menggunakan kanji.
"Memang tidak mudah belajar kanji. Maka tidak heran kalau mereka menggunakan alfabet untuk menulis cara shodo di atas kertas washi. Mungkin dengan cara demikian juga bisa perlahan-lahan mengenal dan mencintai shodo lebih lanjut dan belajar Bahasa Jepang serta kanj dengan baik nantinya," kata sensei Terayama kepada Tribunnews.com.
Konjen Chiba juga berharap melalui kegiatan tersebut, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda akan semakin bertambah ketertarikannya dan semakin berkeinginan untuk memperdalam pengertian mereka terhadap Bahasa dan budaya Jepang.
Shodo sensei Terayama dapat dilihat lewat karya-karyanya di www.shododirect.com sebagai shodoka terkenal Jepang yang sudah mencapai tingkat tertinggi di Jepang sebagai juri nasional, di atas Kyoju (professor) yang memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun bergelut di dunia Shodo.