16.772 Anak-anak Belum Bisa Masuk Fasilitas Pengasuhan Anak yang Disetujui Pemerintah Jepang
Jumlah anak yang belum dapat memasuki fasilitas pengasuhan anak yang disetujui pemerintah Jepang telah mencapai level terendah 16.772 anak.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah anak (anak stand-by) yang belum dapat memasuki fasilitas pengasuhan anak yang disetujui pemerintah Jepang pada tanggal 1 April 2019, telah mencapai level terendah 16.772 orang tahun 2019 ini.
"Jumlahnya menurun 3.123 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan selama dua tahun berturut-turut. Namun, tidak dapat diprediksi apakah pemerintah dapat mencapai tujuan "anak-anak yang tidak menunggu" pada akhir 2020," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat di Kementerian Tenaga Kerja Jepang.
Jumlah orang yang mengajukan permohonan untuk menggunakan fasilitas pengasuhan anak resmi seperti pusat pengasuhan anak resmi dan taman kanak-kanak bersertifikat meningkat lebih banyak 72.000 orang dibandingkan tahun lalu, karena antara lain peningkatan wanita yang bekerja.
Baca: Sebut Elza Syarief Kecewa dengan Sikap Hotman Paris, Razman Nasution Ungkap Alasannya
Jumlah ketersediaan tempat penitipan tersebut mencapai 2.784.000 lokasi pada tahun ini.
Sedangkan jumlah orang yang menggunakan meningkat sebesar 2,88 juta orang.
Jumlah tempat penitipan fasilitas tidak resmi seperti pusat pengasuhan anak yang dipimpin perusahaan dan pembibitan bersertifikat di Tokyo meningkat 112.000 menjadi 3.056.000 tempat (lokasi).