Langit Jepang Berubah Warna jadi Pink-Ungu Gelap Seiring Mendekatnya Badai Topan Terkuat Sejak 1958
Langit Jepang Berubah Warna Jadi Pink-Ungu Seiring Mendekatnya Angin Topan Terkuat sejak 1958
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Diperkirakan badai ini berpotensi menjadi badai terbesar di Jepang pada tahun ini sehingga pemerintah Jepang memerintahkan evakuasi warganya.
Badai ini juga memicu gangguan transportasi dan pemadaman listrik bahkan ribuan penerbangan dibatalkan.
Dinilai "besar dan sangat kuat", badai Hagibis juga membuat dua pertandingan Piala Dunia Rugby dibatalkan.
Topan ini juga mengganggu Grand Prix Suzuka dan membuat lebih dari 1.600 penerbangan ke dan dari Jepang dibatalkan.
Menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA), Topan Hagibis diperkirakan akan menghantam daratan di Jepang tengah atau timur pada Sabtu malam.
Badai ini diperkirakan akan berhembus dengan kecepatan maksimum 216kmh.
Hagibis diperkirakan akan menjadi badai pertama dengan peringkat "sangat kuat" yang menghantam pulau utama negara itu, Honshu, sejak 1991.
Ini juga merupakan badai besar yang tidak biasa, dan diperkirakan akan membawa efek angin brutal dan lautan yang menjadi ganas.
Curah hujan di wilayah tersebut juga telah menimbulkan kekhawatiran.
JMA juga memperingatkan bahwa gelombang pasang menjelang bulan purnama meningkatkan risiko banjir.
JMA juga telah mengeluarkan peringatan untuk angin kencang, gelombang tinggi, tanah longsor, dan banjir di sebagian besar wilayah Honshu.
Perintah evakuasi juga telah dikeluarkan untuk mengamankan 600 ribu orang di Jepang timur, menurut media NHK.
LISTRIK PADAM
Meski pusat badai masih berada ratusan kilometer jauhnya di Pasifik, tapi hujan deras turun dan angin kencang telah merusak beberapa rumah di Chiba, sebelah timur Tokyo.