Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIRAL Kisah Pilu Wanita Tertinggi di Malaysia, Sempat jadi Atlet Basket yang Kini Alami Kebutaan

Kisah Pilu Wanita Tertinggi di Malaysia, Sempat Jadi Atlet Basket yang Kini Alami Kebutaan

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Miftah
zoom-in VIRAL Kisah Pilu Wanita Tertinggi di Malaysia, Sempat jadi Atlet Basket yang Kini Alami Kebutaan
Kolase Tribunnews/ Tangkapan layar World of buzz
VIRAL Kisah Pilu Wanita Tertinggi di Malaysia, Sempat Jadi Atlet Basket yang Kini Alami Kebutaan 

VIRAL Kisah Pilu Wanita Tertinggi di Malaysia, Sempat Jadi Atlet Basket yang Kini Alami Kebutaan

TRIBUNNEWS.COM - Viral kisah pilu seorang wanita tertinggi di Malaysia.

Dalam Malaysia Book of Records (MBOR), Nur Azleen Jamaluddin (35) tercatat memiliki tinggi badan 194 centimeter.

Dikutip Tribunnews.com dari situs World of Buzz, dengan kelebihannya itu ia pernah mewakili Selangor dalam sebuah pertandingan bola basket.

UR Azleen menunjukkan sertifikat MBOR-nya.
UR Azleen menunjukkan sertifikat MBOR-nya. (FOTO Faiz Anuar/Harian Metro)

Bahkan ia juga tergabung dalam Asosiasi Bola Basket Malaysia.

Pada tahun 1993, saat dalam pemeriksaan kesehatan untuk memasuki akademi, Nur divonis memiliki Acromegaly Gigantism.

Acromegaly Gigantism merupakan suatu kondisi hormon pertumbuhan dikeluarkan secara berlebihan.

Berita Rekomendasi

Kondisi inilah yang menyebabkan kesehatan Nur memburuk.

Nur bahkan pernah menjalani operasi pengangkatan kelenjar pituitari (hormon).

Pasca operasi ini, Nur justru mengidap penyakit baru seperti diabetes, hipertensi dan artritis.

Nur mengakui, mulanya memang sulit untuk menerima takdir, namun ia percaya bahwa ada berkah di balik semua ini.

"Saat itulah saya katakan saya tidak sakit, tetapi ketika saya bangun di pagi hari saya selalu bertanya-tanya apa yang ingin saya lakukan hari ini.

Saya mencoba untuk menjadi egois dan tidak ingin terlalu memikirkan penyakit, saya pikir apapun yang Tuhan berikan kepada saya bukanlah suatu kebetulan, itu adalah rencana-Nya," ujar Nur dikutp dari Harian Metro.

NUR Azleen berjalan di sekitar rumahnya.
NUR Azleen berjalan di sekitar rumahnya. (FOTO Faiz Anuar/ Harian Metro)

Waktu berlalu, kondisi Nur justru semakin memburuk.

Sejak tiga tahun silam Nur harus menerima kenyataan pahit soal kondisi pengelihatannya yang memburuk hingga mengalami kebutaan.

Namun Nur tetap optimis, ia justru bisa lebih mendekatkan diri pada sang pencipta.

"Saya percaya bahwa Allah, Utusan dan para malaikat selalu ada dan berdoa untuk saya, itulah semangat saya jika saya ingin menyerah.

Suatu ketika ketika saya berada di terowongan yang gelap, saya tidak tahu harus pergi ke mana dan saya tidak bisa melihat cahaya apapun,

tetapi saya harus sabar, percaya diri dan lega bahwa ada hikmat mengapa Tuhan memilih saya untuk lulus semua tes ini," ujar Nur.

NUR Azleen dan ibunya berjalan di sekitar rumahnya.
NUR Azleen dan ibunya berjalan di sekitar rumahnya. (FOTO Faiz Anuar/Harian Metro)

Masih dikutip dari Harian Metro, Nur adalah lulusan Media dan Komunikasi di Universitas Teknologi Shah Alam (UiTM), Malaysia.

Sulit baginya untuk menerima kondisinya saat ini, apalagi saat berada di ketinggian.

Yang membuatnya sedih adalah karena kondisinya ini membuatnya tak bisa banyak membantu kedua orang tuanya.

"Saya akui bahwa saya tidak dapat membantu ibu dan ayah saya di dunia tetapi di masa depan saya mungkin dapat membantu mereka," papar Nur.

Ditengah keterbatasannya itu, Nur mengaku memiliki seorang motivator panutan.

Meski pengelihatannya hilang, Nur kerap mengisi waktu dengan mendengarkan radio.

Salah satu Motivator panutannya adalah Ustazah Hazlina (Abd Razak)

“Ini adalah obat untuk kerohanian saya, yang dapat membantu saya menjalani kehidupan yang positif.

"Aku tidak bisa melihat, apalagi menonton televisi. Hanya mendengarkan radio dan mengikuti segmen Ustazah Hazlina (Abd Razak) membuat saya bersemangat dan pendorong untuk terus hidup, ”kata Nur.

Nur Azleen juga mengakui bahwa jika selama ini ia banyak dibantu oleh sang ibu, Norhayati Tumin (58).

Ia tak bisa membayangkan jika sang ibu pergi meninggalkannya ke dunia abadi, itu akan sulit baginya karena ibunya mengungkapkan perasaan dan harapannya.

(Tribunnews.com/Bunga)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas