Donald Trump Dimakzulkan, Sekira 46 persen Orang Masih Menentang Pemakzulkan Donald Trump
Kabar Terkait Donald Trump Dimakzulkan, Sekira 46 persen Orang Masih Menentang Pemakzulkan Donald Trump. 49 persen lainnya mendukung tindakan tersebut
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dimakzulkan oleh DPR.
Sebelumnya Donald Trump pernah mengatakan Impeachment (pemakzulan) dapat mengubah seorang presiden menjadi kacau.
"Akan berpikir tentang apa pun kecuali, hal itu akan menjadi bayangan yang menakutkan baginya," ujar Donald Trump.
Trump menambahkan, faktanya, pemakzulan akan benar-benar menjadi suatu hal yang memalukan.
"Hal tersebut akan tercatat dalam rekam jejaknya secara permanen," kata Trump.
Perbincangan soal pemakzulan tersebut disampaikan oleh Trump saat ia diundang di Fox & Friends (2014).
Ia menyampaikan saran untuk melakukan pemakzulan eksistensial itu ditujukan kepada presiden sebelum Donald Trump berkuasa, Barack Obama.
Komentarnya itu sekarang justru berbalik kepadanya, hampir tepat lima tahun berselang.
Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat ketiga yang dimakzulkan, Rabu (18/12/2019).
Vote dari DPR tersebut memberikan tanda dalam kehidupan Trump, dimana ia garus menghadapi pertanggungjawaban konkret atas tindakannya.
Dilansir dari portal berita Amerika Serikat washingtonpost.com, Sekira 46 persen orang masih menentang pemakzulkan Donald Trump.
Secara statistik, 49 persen lainnya mendukung tindakan tersebut.
Washington Post-ABC melakukan jejak pendapat yang dirilis Selasa (17/12/2019).
Berdasar hasil jejak pendapat tersebut, ada kemungkinan Trump pun tidak dapat memenangkan pemilihan ulang 2020.
"Saya benar-benar berpikir bahwa alasan melakukan pemakzulan kepada presiden akan sangat sulit, Dia masa sekali tidak memiliki kendali atas proses tersebut, paling tidak dalam cara dia memahami," ungkap Jeff Flake dalam pesan teks “Bullying Doesn’t Work In This Situation" yang Tribunnews kutip melalui washingtonpost.com.
Jeff Flake adalah mantan senator Republik dari Arizona yang sering mengkritik Trump.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)