Video Detik-detik Diduga Rudal Hantam Pesawat Berpenumpang 176 Orang di Iran
Para pemimpin negara-negara Barat telah menyatakan pesawat itu tampaknya secara tidak sengaja ditembak jatuh oleh rudal darat-ke-udara di dekat Tehera
Editor: Hasanudin Aco
Danylov mengatakan para penyelidik Ukraina, yang kini berada di Iran, ingin mencari puing-puing rudal di lokasi jatuhnya pesawat. Iran diketahui memiliki sistem pertahanan buatan Rusia.
Investigasi tersebut akan menggandeng beberapa pakar yang bekerja saat penyelidikan jatuhnya pesawat maskapai Malaysia Airlines MH17 yang ditembak di sebelah timur Ukraina pada 2014, tambah Danylov.
Apa komentar Iran?
Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAOI), Ali Abedzadeh, menuturkan: "Pesawat itu, yang awalnya menuju barat untuk meninggalkan zona bandara, berbelok ke kanan setelah ada masalah dan menuju kembali bandara pada saat jatuh".
Diimbuhkan Abedzadeh, beberapa saksi mata menyaksikan pesawat "terbakar" sebelum jatuh dan pilot tidak menyuarakan panggilan darurat sebelum mencoba kembali ke Bandara Imam Khomeini.
"Sejumlah penerbangan domestik dan luar negeri terbang di wilayah udara Iran pada ketinggian yang sama, 8.000 kaki (2.400 meter). Isu adanya hantaman rudal pada pesawat sama sekali tidak benar," katanya.
Menurut Abedzadeh, temuan awal telah dikirim ke Ukraina dan ke AS, tempat markas Boeing.
Selain itu, temuan tersebut juga telah dikirim ke Kanada dan Swedia.
Sebelumnya, Abedzadeh, berkata: "Kami tidak akan memberikan kotak hitam kepada pembuat [pesawat] dan Amerika."
"Kecelakaan ini akan diinvestigasi oleh organisasi penerbangan Iran, namun pihak Ukraina juga dapat hadir selama penyelidikan insiden ini," tambahnya.
Iran, menurut aturan penerbangan dunia, berhak memimpin jalannya penyelidikan.
Namun, biasanya Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS punya peranan dalam penyelidikan internasional yang melibatkan pesawat buatan Boeing.
Namun, badan itu harus bertindak seizin dan seturut hukum negara setempat.
Sejumlah pakar mengatakan hanya beberapa negara di dunia yang mampu menganalisa isi kotak hitam.
Apa yang terjadi?
Pesawat maskapai Ukraina International (UIA) dengan nomor penerbangan PS752 dijadwalkan menuju ibu kota Ukraina, Kiev, dari bandar udara Imam Khomeini di Teheran, Iran.
Pada pukul 06:12 waktu setempat, pesawat itu jatuh—beberapa menit setelah lepas landas.
Saat jatuh, pesawat itu mengangkut 176 orang. Sebagian besar penumpang berasal dari Iran dan Kanada.
Kedutaan Besar Ukraina di Teheran awalnya menuding kegagalan mesin sebagai penyebab jatuhnya pesawat.
Namun, pernyataan itu belakangan dicabut seraya menyebut bahwa komentar apapun mengenai penyebab kecelakaan sebelum penyelidikan resmi bukanlah komentar resmi.
Berdasarkan data laman Flightradar24, jarak pandang tergolong baik ketika pesawat jatuh.
Para pejabat maskapai mengatakan seluruh awak kabin berpengalaman.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memperingatkan agar jangan "berspekulasi atau mengemukakan teori yang tidak diverifikasi terkait bencana" sampai laporan resmi dirilis.
Media di Iran melaporkan bahwa masalah teknis adalah penyebab dan mengutip pejabat penerbangan yang mengatakan tidak ada tanda-tanda darurat yang diumumkan.
Abedzadeh menegaskan "terorisme" tidak memainkan peranan dalam jatuhnya pesawat, sebagaimana dikutip Mehr.
Siapa saja yang berada di dalam pesawat?
Di antara para korban, menurut Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, terdapat 82 warga Iran, 11 warga Ukraina, 10 orang Swedia, empat orang Afghanistan, tiga orang Inggris, dan tiga orang Jerman.
Sebanyak 15 korban adalah anak-anak.
Namun, pemerintah Jerman belakangan menyebut "saat ini kami tidak mengetahui ada warga Jerman di antara para korban jatuhnya pesawat di Iran."
Kepala operasi darurat Iran mengatakan sebanyak 147 korban merupakan warga Iran.
Ini mengindikasikan bahwa sebanyak 65 orang berstatus dwikewarganegaraan.