Ketika Donald Trump-Khamenei Saling Ancam, Ceritakan Detil Pembunuhan Jenderal Qassem
Ketegangan memuncak ketika militer AS membunuh Mayor Jenderal Qassem Soleimani menggunakan rudal yang dilepaskan pesawat tak berawak pada 3 Januari.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Ketegangan Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali muncul ketika terjadi perang pernyataan antara Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dengan Donald Trump.
Dalam khotbah salat Jumat di Teheran, Ali Khamenei menyebut pasukan Garda Revolusi Iran bertempur di luar perbatasan Iran.
Membalas pernyataan tersebut Presiden Donald Trump, melalui akun Twitter, memperingatkan Ali Khamenei agar hati-hati bicara.
"Yang disebut 'Pemimpin Agung' Iran, yang belakangan ini belum begitu agung, telah mengucapkan hal-hal kotor tentang AS dan Eropa. Ekonomi mereka sedang ambruk, dan rakyat mereka sengsara. Dia mesti hati-hati dengan omongannya!"
Pernyataan Khamenei itu muncul di tengah krisis yang semakin mendera Iran saat negeri para mullah itu bergulat mengatasi keresahan di dalam negeri dan tekanan yang meningkat dari luar negeri.
Ketegangan memuncak ketika militer AS membunuh Mayor Jenderal Qassem Soleimani menggunakan rudal yang dilepaskan pesawat tak berawak (drone) pada 3 Januari lalu.
Sebagai balasan, Iran menambakkan belasan rudal ke markas militer AS di Irak, 8 Januari.
Dalam situasi tegang itu, pesawat Ukraina tertembak jatuh oleh dua rudal Iran karena salah indentifikasi.
"Musuh-musuh kami....senang, mereka menemukan alasan untuk merongrong pasukan Garda, angkatan bersenjata dan sistem kami," ujar Khamenei dalam khotbahnya.
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 19 Januari 1999: Lakukan Aksi Cyberstalking, Seorang Pria Dipenjara 6 Tahun
Baca: Pemimpin Tinggi Iran Pimpin Salat Jumat Pertama Kalinya dalam 8 Tahun, Singgung Amerika saat Khotbah
Ia menyanjung Garda Revolusi Iran karena melindungi Iran dan memperbarui kembali seruannya bagi pasukan AS agar meninggalkan kawasan Teluk.
Khamenei menambahkan peran Soleimani membangun pengaruh militer Iran di luar negeri akan terus berlanjut.
Khamenei juga menyebut Pasukan Quds yang pernah dipimpin Qassem akan terus berperan melindungi bangsa-bangsa tertindas sepanjang kawasan.
Dia mengatakan para prajurit Quds adalah pejuang tanpa batas-batas.
Wakil Khusus Deplu AS untuk Iran, Brian Hook, mengatakan di Washington ancaman Iran menimbulkan risiko pengucilan lebih lanjut negeri itu.