Ketika Donald Trump-Khamenei Saling Ancam, Ceritakan Detil Pembunuhan Jenderal Qassem
Ketegangan memuncak ketika militer AS membunuh Mayor Jenderal Qassem Soleimani menggunakan rudal yang dilepaskan pesawat tak berawak pada 3 Januari.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
Namun Rusia memberi dukungan terhadap Iran atas musibah pesawat komersil Ukraina.
Saat itu Iran mendapat laporan mengenai hadirnya pesawat siluman AS di wilayah itu.
"Saya ingin menggarisbawahi kegelisahan yang selalu mengiringi situasi demikian," kata Menlu Sergei Lavrov.
Musibah tertembaknya pesawat Ukraina telah memicu aksi demonstrasi di Iran.
Protes yang dipimpin mahasiswa itu berlangsung selama empat hari.
Penembakan pesawat Ukraina mengakibatkan 176 orang tewas, sebagian besar warga Iran.
Baca: Pemimpin Iran Sebut Donald Trump Badut, Presiden AS Ini Beri Peringatan
Baca: Sambangi Wapres, Dubes AS Singgung Perdamaian Dunia
Saat pengunjuk rasa ditangkapi, Trump mencuit dalam bahasa Persia dan Inggris untuk memberi dukungan kepada para demonstran.
Khamenei mengatakan dalam khotbahnya, "Badut-badut Amerika ini yang berdusta dan yang mengatakan mereka bersama rakyat Iran. Mestinya melihat siapa rakyat Iran sebenarnya."
Ceritakan Detil
Penyergapan dan pembunuhan Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds, rupanya menjadi bahan pidato Donald Trump, dalam acara penggalangan dana Partai Republik, di Florida Selatan, Jumat (17/1/2020) malam waktu setempat.
Dalam acara jamuan makan malam untuk orang-orang kaya pendonor Partai Republik, Trump menceritakan secara detail detik-detik ketika Qassem mendapat serangan rudal.
"Ia mengatakan hal-hal buruk tentang negara kita. Berapa banyak omong kosong seperti itu yang harus kita dengarkan," kata Trump di ballroom properti pribadinya, Mar-a-Lago yang mewah.
Trump dapat menyaksikan secara langsung detik-detik pembunuhan terhadap Qassem melalui kamera yang dipasang di drone.
Dalam kesempatan itu Trump menggambarkan Soleimani sebagai teroris terkenal yang berada dalam daftar buron AS.