Cegah Tertular Virus Corona, Warga China Dilarang Salaman, Dokter Sebut Penularan Bisa Lewat Mata
Wang Guangfa adalah tokoh populer dalam dunia medis Negeri "Panda", di mana dia membantu mengatasi wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) 2008.
Editor: Hasanudin Aco
Namun, dia sendiri jatuh sakit, dengan penyakit itu sudah membunuh 41 orang, dengan sebagian besar terjadi di Wuhan maupun Provinsi Hubei.
Wang bersikukuh, penyakit itu bisa diatasi. Namun dibutuhkan kerja ekstra dikarenakan situasi di Wuhan berbeda dengan area lain.
Baca: Mantan Ketua KPU Sultra Cerita Kondisi Putrinya yang Sedang Studi di Wuhan China
Dia berkata, langkah pemerintah pusat dengan menutup Pasar Hasil Laut Huanan, diyakini sebagai sumber pertama penyebaran virus Wuhan, sudah tepat.
Selain itu, dia juga menekankan bahwa virus sudah bisa diidentifikasi, di mana prosesnya lebih cepat dibanding saat penanganan SARS.
Warga Dilarang Salaman
Pemerintah Beijing, China, meminta warga untuk tak tidak bersalaman sebagai bentuk pencegahan akan merebaknya virus corona.
Hingga Minggu (26/1/2020), patogen yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, itu sudah menewaskan 56 orang, dengan 1.975 kasus orang yang terinfeksi.
Melalui pesan teks, otoritas kesehatan Beijing meminta warga untuk tidak bersalaman. Mereka diminta untuk memberikan salam secara tradisional.
Selain itu, pemerintah ibu kota China itu berencana menangguhkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas setelah liburan Tahun Baru Imlek usai.
Dilaporkan Reuters, Hong Kong sudah lebih dulu menerapkan penutupan lembaga akademik hingga 17 Februari setelah virus corona merebak.
Publik Negeri "Panda" meminta adanya transparansi, setelah pemerintah terkesan menutupi cara mereka dalam menangani patogen tersebut.
"Orang-orang di kampung halaman saya mencurigai jumlah korban terinfeksi yang diklaim oleh pemerintah," ujar Violet Li, warga salah satu distrik di Wuhan.
Baca: Video! Pekerja di Wuhan Bahu Membahu Bangun Rumah Sakit Khusus Corona dalam 6 Hari
Dalam konferensi pers, Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan, kemampuan penyebaran virus corona semakin kuat dengan kasus infeksi bisa semakin bertambah.
Sejauh ini, Beijing mencatatkan 1.975 kasus dengan korban meninggal mencapai 56 orang. Sebagian besar korban berasal dari Hubei dan Wuhan.