Sepatu Prototipe yang Dijual Setelah 30 April Dilarang Dipakai Atlet Olimpiade 2020 Jepang
Sepatu baru untuk para atlet pelari yang baru dijual setelah 30 April 2020, dilarang dipakai sebagai sepatu para atlet untuk Olimpiade 2020 di Tokyo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sepatu baru untuk para atlet pelari yang baru dijual (disebut sepatu prototipe) setelah 30 April 2020, dilarang dipakai sebagai sepatu para atlet untuk Olimpiade 2020 di Tokyo Jepang mendatang.
Olimpiade 2020 di Tokyo Jepang akan dimulai 24 Juli 2020.
"Sepatu yang baru dijual setelah 30 April 2020 tidak boleh dipakai dalam kejuaraan olahraga Olimpiade mendatang," kata sumber Tribunnews.com, Sabtu (1/2/2020).
Pada prinsipnya empat bulan sebelum Olimpiade berlangsung, sepatu baru sudah harus dijual umum kepada masyarakat.
Baca: Bukan Karena Masalah Kesehatan, Ternyata Ini Alasan Orang Jepang Suka Pakai Masker
Baca: Rapat dengan Mendag Molor 3 Jam, Anggota DPR Mufti Anam Singgung Kedisiplinan Orang Jepang
Sepatu platform Nike yang berwarna merah sempat mendapat perdebatan panjang di kepanitiaan Olimpiade 2020 belum lama ini.
"Ketebalan sol sepatu jadi perdebatan. Namun dengan teknologi modern dewasa ini, sol sepatu Nike yang kurang dari 4cm kini dimungkinkan, diterima boleh dipakai para atlet pelari," ujarnya.
Dua atlet pelari dunia Eliud Kipchoge dari Kenya dan Suguru Osako dari Jepang telah membuktikan meningkatnya prestasi mereka setelah menggunakan sepatu platform Nike yang tipis tersebut.
Sehingga ketentuan memungkinkan penggunaan sepatu dengan sol tipis kurang dari 4cm dan diakui Federasi Atletik Dunia.
Info lengkap dan diskusi Jepang dapat ikutan WAG Pecinta Jepang, kirimkan ke email: info@jepang.com