Beda dengan Indonesia, Pakistan Kesulitan Evakuasi 1.000 Warganya dari Wuhan China
Evakuasi diputuskan setelah kekhawatiran penularan virus Corona di China semakin mengkhawatirkan.
Editor: Hasanudin Aco
Sahil Hassan, mahasiswa doktoral asal Pakistan lainnya mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Pakistan.
"Setelah panggilan telepon itu kami tidak lagi berharap pemerintah kami akan mengevakuasi kami. Kami sangat kecewa kepada mereka," jelasnya.
Beberapa negara tetangga Pakistan seperti Bangladesh dan India bahkan telah berhasil mengevakuasi warga mereka.
Namun sayang, kebanyakan mahasiswa asal Pakistan beserta keluarga mereka masih terjebak di Wuhan sampai saat ini.
Dilansir dari akun twitter resmi Kedutaan China untuk Pakistan mengunggah pernyataan duta besarnya kepada warga Pakistan yang ada di Wuhan.
Dalam keterangannya, kedutaan meminta agar warga tidak panik karena pemerintah dua negara tengah mencari solusi terbaik bagi mereka.
Anggaran Rp 1 Triilun
Kementerian Keuangan menyatakan, penanganan wabah virus corona terhadap 238 WNI dari Wuhan di Natuna bisa mencapai Rp 1 triliun.
Karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menyiapkan dana siaga jika dari masing-masing pagu kementerian terkait tidak cukup.
"(Pascapenangangan) bisa (Rp 1 triliun), tapi maksud saya ini kan baru sebulan (wabah virus corona) ini," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di kantornya, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Askolani menjelaskan, penanganan di Natuna sekarang masih terus jalan, tentunya sumber dana dari masing-masing kementerian.
Baca: Fakta Lengkap Pembunuhan Gara-Gara Pelaku Dipanggil Gendut, Rencanakan Membunuh Seminggu Sebelumnya
Anggaran tersebut, khusisnya gabungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Tergantung siapa yang lakukan kegiatan, pasti Kemenkes. Kemudian ada TNI, ada BNPB kemarin dia bantu masker," katanya.
Sementara, jika dana tersebut kurang maka Kementerian Keuangan akan melakukan antisipasi melalui persetujuan Sri Mulyani untuk memberikan dana tambahan.
"Nanti kalau pilihan terakhir bisa. Saat ini dari pagu masing-masing, kurangnya itu nanti belakangan kan itu masih jauh," pungkas Askolani.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com/Hasanuddin A