Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalani Prosedur Menyakitkan, Payudara Gadis di Kamerun Disetrika, Agar Tidak Alami Pelecehan Seksual

Para gadis di Kamerun harus jalani prosedur menyakitkan dengan konsekuensi dan tekanan psikologis jangka panjang demi hindari pelecehan seksual

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Jalani Prosedur Menyakitkan, Payudara Gadis di Kamerun Disetrika, Agar Tidak Alami Pelecehan Seksual
Philip Obaji Jr/Al Jazeera
Cameroonian Women and girls living in the Ogoja settlements for refugees in Nigeria face high levels of sexual harassment and assault 

Diberitakan, Ibu A dan sang putri tiba di Ogaja pada Februari 2018 lalu.

Mereka bergabung dengan pengungsi lain yang berlindung di Adagom dan Okende.

Di Adagom dan Okende inilah terjadi banyak laporan pelecehan seksual oleh anggota masyarakat yang merupakan tuan rumah, atau pun dari pengungsi lain.

"Akhir-akhir ini, Anda tidak bisa keluar rumah tanpa bertemu dengan seorang pria yang menuntut seks, atau sekedar mengundang ke rumahnya.," tutur gadis berinisial Q kepada Al Jazeera.

Gadis Q berusia 17 tahun itu melarikan diri bersama orang tuanya dari kota Mamfe, perbatasan barat daya Kamerun untuk tinggal di Adegom.

"Tidak ada gadis yang aman di sini, tuturnya.

Diketahui, lebih dari 12 gadis Kamerun yang tinggal dipemukiman Adagom dan Okende, scara teratur dilecehkan secara seksual oleh laki-laki.

Berita Rekomendasi

"Saya butuh uang untuk membeli pembalut wanita, saya pergi untuk meminta bantuan seorang pria, begitu saya menghampiri lakit-laki itu mulai menyentuh saya," kata gadis berinisial L (16).

"Aku lari ketika dia mencoba menyeret tubuhku ke arahnya," tambah gadis berinisial L.

Khawatir tentang keselamatan putri mereka yang masih berusia 13 tahun, pasangan berinisial H dan sang suami membuat keputusan untuk menyetrika payudara sang anak.

Keputusan itu diambil setelah anaknya melaporkan bahwa pria yang rumahnya ia bersihkan telah menyentuh bagian tubuhnya.

"Pelecehan yang dihadapinya membuat kami memutuskan (untuk menyetrika payudaranya) lebih mudah," kata ibu H.

"Yang kami lakukan adalah untuk kebaikannya sendiri," tambahnya.

Terkait prosedur dan praktik menyetrika payudara itu, seorang senior Spesialis Perlindungan di Caprecon Development and Peace Initiative, yang bekerja pada perlindungan anak di kamp-kamp pengunsian timur laut Nigeria buka suara.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas