Kesaksian Dokter Mineo Matsubara, Tim Medis DMAT Jepang Hadapi Wabah Virus Corona
dr Mineo Matsubara adalah seorang dokter yang bekerja sebagai Disaster Medical Assistance Team Jepang untuk menangani demam di kapal Diamond Princess
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - dr Mineo Matsubara adalah seorang dokter yang bekerja sebagai Disaster Medical Assistance Team (DMAT) Jepang atau Tim Medis Pengiriman Bencana untuk menangani demam di kapal pesiar Diamond Princess.
"Saya bekerja dengan prioritas membantu kehidupan seseorang," ungkap dr Mineo Matsubara kepada NHK saat hendak menaiki kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Yokohama Jepang.
Mulai bulan Februari ini, dr Mineo Matsubara telah menjadi pemimpin tim medis yang telah dikategorikan sebagai DMAT dan yang cenderung menjadi sakit parah di antara mereka yang menderita demam di kapal pesiar Diamond Princess.
Di bawah bimbingan para ahli dari Masyarakat Jepang untuk Penyakit Menular Lingkungan, dr Matsubara mengenakan pakaian dan sarung tangan yang digandakan dengan pakaian medis dan masker medis di bawah bimbingan para ahli dari Masyarakat untuk Penyakit Menular Lingkungan.
Dia menjelaskan bahwa dia akan berangkat.
Ketika diberitahukan bahwa ada orang yang demam, pertama-tama dia menghubungi kamar tamu melalui telepon, dan jika dinilai perlu wawancara, buka pintu kamar tamu dan memberikan respon dengan jarak 1,5 meter.
Baca: Maju Pilkada Solo 2020, Gibran Rakabuming Ungkap Alasan Kirim Foto Hasil Blusukan ke Puan Maharani
Baca: Seorang Pria Diduga Bakar Istri dan 3 Anaknya di Dalam Mobil, Sempat Berlari Minta Bantuan Polisi
"Dan bila memang perlu menyentuh tubuh barulah mengenakan pakaian pelindung yang sepenuhnya menutupi tubuh Anda saat bertindak," kata dia.
Menurut dr Matsubara, ketika ia memulai kegiatannya dia akan berkata, "Karena beberapa orang lanjut usia tiba-tiba pada suhu tinggi, mereka dalam keadaan berbahaya, dan langkah-langkah untuk mengendalikan penyakit menular kemungkinan akan dikompromikan sampai batas tertentu dan menjadi sakit parah. Saya menjemput orang lebih awal dan membawa mereka ke rumah sakit setempat, di mana saya memprioritaskan untuk menyelamatkan hidup mereka."
Baru-baru ini, jumlah orang dengan demam tinggi telah berkurang.
"Transportasi pasien yang sakit parah sekarang hampir dihilangkan, dan tugas utama adalah untuk mengangkut pasien tanpa gejala ke rumah sakit untuk tindak lanjut. Saya merasa semakin tenang dan hampir terkendali," tambahnya.
Baca: Endang Bunuh Suaminya Karena Takut Perselingkuhannya dengan Tetangga Ketahuan
Baca: Ayah Bejat Cabuli Putrinya Sejak 3 Tahun Lalu Saat Sang Istri Sakit Hingga Meninggal Dunia
Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com