VIRAL Quaden Bayles Bocah 9 Tahun di Australia yang Minta Bunuh Diri Diduga Aslinya Berusia 18 Tahun
Sebuah akun media sosial palsu tiba -tiba muncul, diduga untuk meraup keuntungan di tengah keviralan Quaden Bayles, menangis karena di-bully temannya
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
Di tengah-tengah suara tangis putranya, Bayles bercerita.
"Saya baru saja menjemput anak saya dari sekolah."
"Saya mendapati adegan perundungan, langsung ku telfon Kepala Sekolah."
"Dan aku ingin semua orang tahu, para orang tua, pendidik, guru, inilah dampak dari bullying," ungkapnya.
Baca: VIRAL Seorang Anak Dapat Bullying di Sekolah, sang Ibu Tulis Curhatan di Facebook: Aku Muak!
Baca: Cerita Fitriyanti Tampar Siswa yang Membully Anaknya, Wali Murid Balas Melapor, Ini Penjelasannya
Bayles mengatakan, dia melihat murid lain memukul kepala Quaden.
Selain itu, mereka juga mengolok-olok tinggi badannya saat dia datang menjemput anaknya.
Bayles mengungkapkan, betapa sakit hati yang dia rasakan melihat putranya sendiri ingin bunuh diri.
Lantaran, diejek oleh orang lain.
"Saya ingin orang-orang tahu, betapa sakitnya kami sebagai keluarga," tambahnya.
"Aku punya putra yang sudah bunuh diri, setelah semua yang terjadi di sekolah maupun di tempat umum."
"Hampir setiap kali kami di tempat umum," jelasnya.
Video pendek ini, telah dibagikan lebih dari 134 ribu kali di media sosial.
Bahkan, mendapat perhatian dari Liga Rugby Nasional Australia.
Para atlet All Stars, mengundang Quaden untuk berjalan mengelilingi lapangan bersama mereka.
Bocah kecil itu, juga menerima pesan dukungan yang indah dari Latrell Mitchell, yang sebelum ini pernah bertemu dengannya.
Mitchell memposting sebuah video di Twitter, untuk menyemangati Quaden.
"Hei Quaden. Kami tahu kamu sedang mengalami masa yang sulit sekarang."
"Tapi anak-anak di sini, kami mendukung kamu. Kami di sini untuk mendukungmu kawan."
Quaden dan ibunya juga dibanjiri pesan-pesan dukungan, di media sosial.
Itu berdatangan baik dari kerabat, maupun orang asing.
Orang-orang meminta Quaden untuk tetap kuat dan terus bersekolah.
Mereka juga menekankan, pentingnya orang tua dan para pendidik mengajarkan betapa mengerikannya dampak bullying.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)