11 Hari Pasca Kesepakatan Damai, Amerika Serikat Lakukan Serangan Udara Terhadap Taliban
AS melakukan serangan di provinsi Helmand beberapa hari setelah kedua pihak menandatangani kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang di Afghanistan
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
Kekerasan itu mengacaukan proses perdamaian Afghanistan yang baru lahir, dengan kelompok bersenjata bentrok dengan Kabul karena sengketa pertukaran tahanan sebelum pembicaraan yang akan dimulai pada 10 Maret 2020 mendatang.
Baca: Jadi Korban Pengeroyokan di Parkiran RSUP Kariadi, Sehono Malah Dipecat , Begini Kejadiannya
Baca: Turki Menembak Jatuh Pesawat Pasukan Suriah Ketiga Setelah Saraqeb Direbut
Baca: Rusia Mengecam Klaim Turki Soal Jutaan Migran dari Idlib: HOAKS
Donald Trump: Pembicaraan yang Baik
Perjanjian di Doha, yang diselesaikan setelah lebih dari satu setengah tahun perundingan.
Perjanjian tersebut membuka jalan bagi penarikan semua pasukan AS dan NATO dari Afghanistan dan komitmen oleh Taliban bahwa wilayah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara lain.
Lebih jauh, Presiden Donald Trump pada hari Selasa (4/3/2020) angkat bicara soal hal ini.
Ia mengatakan dia mengadakan "Pembicaraan yang sangat baik," dengan seorang pemimpin Taliban dalam apa yang mungkin menjadi diskusi langsung pertama antara seorang pemimpin AS dan seorang pejabat senior Taliban.
Juru bicara Taliban mengatakan, Kepala negosiator Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Trump mengadakan panggilan telepon 35 menit.
Terkait perbincangan telepon itu, Donald Trump kemudian mengkonfirmasi panggilan itu kepada para wartawan di Gedung Putih.
Sementara, dalam sebuah pernyataan melalui e-mail, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid buka suara.
Ia mengatakan Trump mengatakan kepada Baradar bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan segera berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
"Sehingga hambatan terhadap pembicaraan antar-Afganistan dapat dihapus," katanya.
Untuk diketahui, setidaknya tiga orang tewas pada hari Senin (2/3/2020) dalam ledakan stadion sepak bola di provinsi Khost setelah Presiden Ghani menolak kesepakatan pertukaran tahanan yang akan membebaskan 5.000 tahanan Taliban.
Taliban mengatakan tidak akan memulai pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan seperti yang dibayangkan dalam perjanjian sampai pembebasan tahanan terjadi.
Komisi Independen Hak Asasi Manusia Afghanistan menyatakan keprihatinan tentang pembebasan tahanan dalam surat kepada pejabat AS, Taliban dan pemerintah Afghanistan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)