Kesaksian Warga Indonesia di Italia, Akibat Corona Warga Harus Jaga Jarak 1 Meter dengan Orang Lain
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan semua bar, restoran, salon, dan divisi kantor yang tidak bersifat esensial mesti sementara ditutup.
Editor: Hasanudin Aco
Menurut data pemerintah, 4,25% kasus virus corona yang dikonfirmasi telah meninggal dunia, persentase tertinggi di dunia.
Karena itu, dalam pernyataan yang diumumkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Indonesia melarang masuk atau transit wisatawan asing asal Italia serta warga asing yang pernah mengunjungi wilayah tersebut. Dua negara lainnya yang disebutkan adalah Iran dan Korea Selatan.
Keputusan ini mulai berlaku pada Minggu (8/3) pukul 00.00 WIB.
Apa yang sudah dilakukan pemerintah Italia?
Pemerintah Italia sebelumnya telah menutup semua sekolah selama 10 hari mulai Kamis (05/03) dalam upaya menghambat penyebaran wabah virus corona.
Dan semua kompetisi olahraga profesional, termasuk pertandingan sepak bola Serie A, bakal dilangsungkan tanpa penonton selama sebulan.
Virus corona telah menyebabkan 107 orang meninggal dunia di Italia, negara yang paling terdampak oleh wabah tersebut di Eropa.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan layanan kesehatan bisa jadi kewalahan.
"Situasinya berubah sangat cepat... Yang jelas ialah wabah ini belum mencapai puncaknya," kata Jens Spahn.
Kasus telah dikonfirmasi di 81 negara, dengan Italia, Iran, dan Korea Selatan muncul sebagai hotspot di luar China.
PM Conte meminta semua warga Italia untuk "melakukan bagian mereka"
"Kita dalam perahu yang sama, siapapun yang memegang kemudi punya tugas untuk menunjukkan jalan, kita harus berusaha lebih keras, kita harus melakukannya bersama-sama," ujarnya.
Menteri Pendidikan, Lucia Azzolina, berharap para siswa bisa kembali bersekolah secepat mungkin.
"Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa layanan umum yang esensial tersedia bagi semua murid, meskipun dari jauh," ujarnya.
Media lokal mengatakan pakar kesehatan dan menteri kesehatan Italia mendukung langkah penutupan sekolah.
Angka kematian akibat virus corona di Italia melonjak sebanyak 28 orang, sehingga totalnya kini 107 orang, kata Badan Perlindungan Sipil pada hari Rabu. Kebanyakan pasien meninggal dunia berada di wilayah Lombardy sekitar Milan, dan wilayah utara dekat Bologna dan Venesia.
Langkah pengendalian awal, yang meliputi karantina 11 kota di dekat Milan dengan populasi 50.000 orang, gagal menghentikan penyebaran infeksi.
Pemerintah kini juga mempertimbangkan untuk menutup bioskop dan teater serta melarang acara publik, lansir kantor berita Reutes, mengutip draf surat keputusan pemerintah.
Dekret itu juga meminta warga Italia untuk menghindari pelukan dan berjabat tangan sebisa mungkin.
Italia dilanda ketakutan
Italia menderita karena virus corona: kafe-kafe dan hotel-hotel sepi, sektor turisme di sini diperkirakan bakal merugi £6,5 miliar (Rp103 triliun).
Kota lainnya di sebelah utara Milan bisa dikarantina setelah kasus di sana terus bertambah.
Namun langkah-langkah pengendalian sejauh ini gagal menghambat penyebaran — satu korban pertama telah jatuh di selatan Roma.
Dan meskipun sang perdana menteri berusaha meyakinkan rakyatnya dalam pidato tadi malam, rasa takut akibat krisis ini semakin dalam.
WHO: Total kasus di dunia mendekati 100.000
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan jumlah total kasus virus corona di seluruh dunia "mendekati" 100.000.
"Kini kita mendekati 100.000 kasus terkonfirmasi," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus
Namun, sejumlah organisasi lain—termasuk kantor berita seperti Reuters dan AFP—membuat perhitungan sendiri dengan menambahkan angka-angka yang diberikan berbagai negara dan pejabat kesehatan.
Kedua kantor berita ini kini melaporkan jumlah total kasus virus corona sudah melampaui 100.000.
Di Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, para peneliti terus memutakhirkan laman interaktif untuk melacak wabah virus corona per detik.
Berdasarkan perhitungan mereka, lebih dari 100.000 orang sudah terinfeksi dan lebih dari 3.400 orang telah meninggal dunia di seantero dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan hampir 100.000 orang di seluruh dunia telah terjangkit virus corona. Lebih dari 3.000 orang meninggal dunia, sebagian besar di China.