Kondisi Manila Berubah Sepi Setelah Lockdown Virus Corona
Jalanan di Metro Manila seketika sepi, setelah beberapa waktu lalu pemerintah memberlakukan lockdown. Pemerintah menutup batas kota guna menahan wabah
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Dia menyerukan agar warga Filipina khususnya Manila, untuk melakukan karantina pribadi.
Upaya lainnya yaitu dengan menangguhkan akses masuk baik dari udara, darat, dan laut.
Hal ini berlaku di 17 distrik Metro Manila dari 15 Maret sampai 14 April.
Perbatasan daerah akan dikawal oleh gabungan aparat polisi dan militer.
Mereka akan berpatroli di sepanjang perbatasan dari pukul 8 malam hingga 5 pagi.
Duterte menilai pembatasan ini tidak akan mempengaruhi perekonomian di ibukota Manila.
"Kami tidak ingin menggunakan kata itu (lockdown) karena kalian takut dengan penguncian, tapi ini adalam penguncian," ujar Duterte.
Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Presiden Duterte Lockdown Rakyat Filipina
Baca: Sampai Februari, Isuzu Sudah Kapalkan 800 UnitTraga ke Filipina
Sebanyak 56 pos pemeriksaan dikerahkan untuk menjaga titik masuk 17 distrik Metro Manila.
Polisi dan militer tersebut akan memeriksa suhu pada orang-orang yang akan melintasinya.
Wakil Sekretaris Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (DILG) Jonathan Malaya mengakui bahwa kebijakan lockdown ini akan berdampak pada perekonomian.
Terutama untuk urusan logistik.
Namun bagaimanapun juga langkah drastis seperti ini perlu dilakukan.
Kendati demikian, Otoritas kepolisian Manila (NCRPO) Debold Sinas mengatakan hanya setengah dari pos pemeriksaan yang dilengkapi alat pemindai suhu tubuh.
"Jika tidak ada alat pemindai termal yang cukup, kami akan memindahkan dari kantor polisi ke pos pemeriksaan," ujar Sinas.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)