Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meliburkan Sekolah Akibat Corona Dianggap Justru Berbahaya, Ini Alasannya

Berbeda dengan DKI Jakarta, Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA tetap akan dilakukan sesuai jadwal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Meliburkan Sekolah Akibat Corona Dianggap Justru Berbahaya, Ini Alasannya
KOMPAS.com/ Karnia Septia
Ilustrasi 

"Tetapi kita harus menyeimbangkan itu dengan semua akibat sosial yang akan muncul, termasuk kemungkinan orangtua harus meninggalkan pekerjaannya untuk dapat menjaga anak-anaknya yang masih kecil di rumah."

Profesor MacKay mengatakan para ahli belum tahu apakah anak-anak yang tampak sehat sebenarnya membawa dan menyebarkan virus.

"Kami tahu anak-anak juga bisa terjangkit virus, tetapi apakah mereka bisa menjadi bagian utama rantai penularan, atau apakah mereka memiliki kemampuan penyebaran yang rendah dan tidak menularkan virus?" katanya.

"Kita perlu mengetahuinya sehingga kita bisa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peran sekolah dalam penularan virus."

Baca: Cegah Corona, KADIN Usul Tutup Tempat Hiburan Malam di Jakarta

Jika tes virus corona seorang siswa atau guru positif, penutupan sementara akan dilanjutkan untuk memungkinkan pelacakan kontak.

Yang jelas, hal terbaik yang dapat dilakukan orangtua adalah memastikan anak-anak mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air, dan menjalankan langkah-langkah kebersihan yang baik.

'Menutup sekolah bisa berbahaya'

Saran lain yang menjadi pertimbangan para ahli adalah bahwa sebenarnya menutup sekolah bisa lebih berbahaya daripada tidak meliburkannya.

BERITA TERKAIT

"Menurut saran ahli medis, tidak adanya siswa di sekolah sebenarnya dapat meningkatkan resiko penyebaran virus," kata Tehan.

Menurut CDC, itu karena anak-anak tanpa pengawasan mungkin akan bersosialisasi tanpa orang dewasa yang bisa melacak riwayat pertemuan mereka dengan orang lain.

"Penutupan yang lebih lama dapat membuat lebih banyak siswa berkumpul di luar sekolah [misalnya rumah siswa lain, pusat perbelanjaan], yang akan meningkatkan resiko bagi orang dewasa yang lebih tua atau mereka yang memiliki penyakit penyerta," tambahnya.

Robert Booy dari Centre for Research Excellence in Population Health mengatakan, ada temuan dari literatur ilmiah tentang penutupan sekolah dan epidemi.

Menurut tinjauan tersebut, menutup sekolah memiliki "manfaat yang samar-samar" dalam usaha penghentian transmisi virus.

"Jika Anda membawa anak-anak keluar dari sekolah, mereka kemudian berbaur dengan orang dewasa dan anak-anak lain di taman dan itu dapat membahayakan semua pihak," kata Profesor Booy.

Jika anak-anak tidak bersekolah, mereka masih perlu dijaga. Salah satu kemungkinannya adalah kakek nenek yang akan dipanggil untuk menjaga mereka.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas