2 Kucing Positif Covid-19, Apakah Hewan Bisa Tularkan Virus ke Manusia? Ini Penjelasan Peneliti
Baru-baru ini ditemukan virus yang berasal dari Wuhan, China itu juga bisa menginfeksi hewan peliharaan. kini telah ditemukan 2 kucing yang positif.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona yang telah mewabah di 206 negara.
Dilansir worldmeters.info, hingga Minggu (5/4/2020) tercatat ada 1.202.435 kasus positif corona di dunia.
Untuk itu, tiap negara mengatur kebijakan ketat guna menekan bertambahnya korban.
Beberapa negara memberlakukan sistem karantina hingga menutup total akses suatu wilayah (lockdown).
Baru-baru ini ditemukan virus yang berasal dari Wuhan, China itu juga bisa menginfeksi hewan peliharaan.
Dikutip dari Insider.com, hingga kini telah ditemukan dua kucing yang positif terinfeksi corona.
Satu ekor berada di Belgia, dan satu lagi di China.
Baca: Kucing Peliharaan di Belgia Positif Virus Corona, Diduga Tertular dari Pemiliknya
Baca: Cerita Lengkap Kucing Dipelihara di Dalam Kelas: Kucing Sudah Dirawat dari Kurus hingga Melahirkan
Bahkan seekor anjing dikonfirmasi terinfeksi virus ini.
Para ahli menyebut, kemungkinan ketiga hewan peliharaan itu terinfeksi oleh pemiliknya.
Mereka juga mengatakan jika kucing lebih rentan terinfeksi corona daripada hewan lainnya.
Kemungkinan lainnya adalah hewan yang terinfeksi akan menularkan virus pada hewan lainnya.
Namun hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan bisa menginfeksi manusia.
Para peneliti di China menemukan bahwa, setelah sekelompok enam kucing terkena konsentrasi tinggi virus corona, mereka tampak terinfeksi.
Buktinya virus ditemukan pada saluran pernapasan atas dan tinja kucing.
Studi ini menemukan bahwa virus juga menyebar ke kucing di kandang terdekat, kemungkinan melalui tetesan pernapasan.
Para peneliti menemukan hasil yang sama pada musang, tetapi menemukan virus tidak mereplikasi berhasil pada anjing, babi, ayam, atau bebek.
Meskipun kenyataannya ada dua anjing yang terkena corona.
Saat dites, peneliti menemukan virus dalam kotorannya, namun virus itu tidak ditemukan di organ dalam atau saluran pernapasan anjing.
Tidak ada bukti virus dapat menyebar ke pemilik hewan peliharaan
The Centers for Disease Control (CDC) masih belum menerima laporan dari hewan yang terinfeksi.
The American Veterinary Medical Association terus menekankan bahwa tidak ada alasan untuk berpikir bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan penyakit kepada manusia.
Baik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan menyatakan hingga Kamis (2/4/2020), belum ada kasus yang dilaporkan mengenai hewan peliharaan yang menularkan virus corona baru kepada manusia.
Baca: Setelah Kasus di Belgia, Kucing Peliharaan di Hong Kong Positif Covid-19
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Program Master Kesehatan Hewan Bersama dalam program gelar kesehatan masyarakat di Universitas Illinois di Urbana-Champaign College of Veterinary Medicine, Will Sander.
Sander mengatakan bahwa hewan peliharaan tidak mungkin terpengaruh oleh virus corona.
"Pada saat ini, orang harus sedikit khawatir tentang virus corona ini yang mempengaruhi hewan peliharaan mereka," katanya.
"Virus ini tampaknya beradaptasi dengan baik untuk menyebar di antara manusia dan, oleh karena itu, tidak mungkin untuk melompat ke anjing atau kucing," ungkap Sander.
Kasus yang dilaporkan pada awal Maret, seekor anjing jenis pomeranian yang dites, tidak bisa dikatakan positif untuk virus corona.
Baca: Sebanyak 1,2 Juta Orang Positif Corona Tersebar di 206 Negara, AS di Peringkat Pertama
Baca: Virus Corona Merebak, Warga Shenzhen China Mulai Dilarang Makan Daging Anjing dan Kucing
Meski begitu anjing tersebut tetap menjalani masa karantina di Hong Kong.
Anjing itu adalah yang milik seorang pasien positif virus corona.
Menurut Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi Hong Kong, diduga pemilik anjing membawa virus itu dari cairan pada mulut dan hidungnya.
Dilaporkan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
Mungkin saja, dalam kasus itu, virus itu ditularkan dari manusia, yang positif menderita Covid-19, kata Sander.
Sander menekankan, kasus di atas belum bisa menjadi bukti bahwa kucing dan anjing mungkin tidak berisiko dan tidak mungkin membawa virus, menulari manusia lain.
"Risiko terbesar sejauh ini untuk tertular Covid-19 masih dari manusia lain," katanya.
Sander juga berpesan bagi mereka yang mengalami tanda-tanda seperti gangguan pernapasan dan demam tinggi sebaiknya langsung menjauhkan diri dari orang lain dan hewan peliharaan.
"Tindakan pencegahan yang dilakukan CDC untuk sementara waktu bagi mereka yang positif Covid-19 dan menunjukkan tanda-tanda pernapasan atas dan demam."
"Sebaiknya menjauhkan diri dari orang-orang dan hewan peliharaan masih berlaku," pungkas Sander.
(Tribunnews.com/Bunga)