3 Perawat Dinyatakan Positif Covid-19 setelah Terpaksa Gunakan Plastik Sampah untuk APD
Sempat viral petugas medis menggunakan plastik sampah medis dijadikan APD, kini mereka dinyatakan positif covid-19.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Sehingga sedikit banyak mendesak para staf agar tidak bicara terkait hal itu kecuali kepada wartawan melalui perizinan ketat.
Tapi Schubert menilai pandemi ini mengubah cara tradisional rumah sakit.
"(Tenaga kesehatan) harus mampu memberitahu publik apa yang sebenarnya terjadi di dalam fasilitas perawatan pasien Covid-19," katanya.
Salah satu tujuannya, untuk mempersiapkan dokter dan perawat lain yang akan menghadapi kondisi krisis ini.
Sekaligus mendorong adanya sumbangan atau bantuan perlengkapan kesehatan sampai APD.
Jauh sebelum ini, China telah memberlakukan hal yang sama.
Seorang dokter mengungkapkan tentang wabah ini di sebuah ruang obrolan online pada akhir Desember, lalu.
Saat itu penyakitnya belum memiliki nama Covid-19 atau nCov-2019.
Dokter ini ingin meningkatkan kewaspadaan masyarakat, namun dia ditegur polisi dan terpaksa mengakui bahwa penyakit yang dia maksud adalah hoaks.
Dokter malang ini lantas tertular pasien Covid-19 dan sudah meninggal dunia.
"Hal baik dan pantas bagi pekerja kesehatan untuk mengungkapkan ketakutan dan kekhawatiran mereka sendiri."
"Terutama ketika menyatakan hal itu, bisa memberi mereka perlindungan yang lebih baik,” kata direktur fakultas di pusat bioetika Harvard Law School, Glenn Cohen.
Kemungkinan alasan rumah sakit ingin melindungi citra dengan ancaman seperti ini adalah karena mereka takut dengan kemarahan publik.
Baca: UPDATE Kasus Corona Dunia 2 April 2020: AS Capai 200 Ribu, Tidak Ada Pasien Positif Baru di China
Baca: Tanggapan NU Jika Ada Penolakan Jenazah Covid-19: Tidak Boleh Dihina dan Jangan Menolak Saudara Kita
Sebab bila publik tahu kondisi tidak layak yang dialami tenaga kesehatan di sana, pasti masyarakat akan geram.