Disebut Dapat Dana dari AS, Laboratorium di Wuhan Teliti Kelelawar dari Goa Diduga Asal Virus Corona
Laboratorium di Wuhan tengah meneliti kelelawar dari goa diduga asal virus corona. Penelitian ini disebutkan didanai AS.
Editor: Pravitri Retno W
Institut tersebut memasukkan NIH sebagai bagian dalam mitra, beserta sejumlah institusi akademik lain di Negeri "Uncle Sam".
Baca: Sebut Corona Hanya Konspirasi & Dibesar-besarkan, Petinju Terence Crawfrod Abaikan Himbauan Lockdown
Baca: Salah Mengumumkan Jumlah Pasien Terinfeksi Corona, Gubernur Aichi Jepang Minta Maaf
Sebagai bagian dari penelitian NIH di sana, peneliti mengembangkan virus corona, dan menyuntikkannya pada anak babi berusia tiga hari.
Berdasarkan laporan yang tidak terverifikasi, peneliti di sana menjadi terinfeksi setelah disemprot darah yang mengandung virus, dan diduga menularkannya ke warga sekitar.
Institut kedua di sana, Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan, yang hanya berjarak 4,8 km dari Huanan, diyakini juga mengembangkan penelitian untuk melihat transmisi patogen.
Institut Wuhan, yang menyimpan 1.500 jaringan virus, adalah lembaga yang berfokus pada "patogen paling berbahaya", terkait virus yang dibawa kelelawar.
Pemerintah China memutuskan membangun tempat itu setelah dunia diguncang wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2002-2003.
SARS, yang juga berasal dari keluarga virus corona, membunuh 775 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia.
Sejak wabah Covid-19 merebak, teori demi teori konspirasi pun bermunculan mengenai dugaan dari mana penyakit itu berasal.
Beberapa dari pengusul teori itu beranggapan virus bernama resmi SARS-Cov-2 adalah senjata biologis, dan sengaja dikembangkan.
Ada juga yang berpikiran bahwa penyakit tersebut tidak sengaja bocor keluar dari laboratorium.
China berkali-kali membantah anggapan tersebut.
Baca: Korea Selatan Laporkan 91 Pasien Corona yang Kambuh, WHO Investigasi Fenomena Ini
Baca: Imbas Corona, KIB Bagi-bagi Makan Gratis kepada 12 Ribu Warga Kurang Mampu
Dalam konferensi pers Februari, Shi Zengli, wakil direktur institut, menjamin "dengan hidupnya sendiri", wabah itu tak ada kaitannya dengan tempat kerjanya.
Dia mengaku ketika dipanggil untuk menyelidiki penyakit itu, dia sempat berpikiran SARS-Cov-2 berasal dari unit yang dipimpinnya.
Tetapi dia mengaku tak menyangka adanya wabah di Wuhan, berlokasi di jantung China, sejak studinya menyatakan area subtropis mempunyai risiko tinggi transmisi "zoonotic" ke manusia.