CEK FAKTA: Viral di Media Sosial, Rumor Profesor Harvard Membuat Virus Corona dan Dijual ke China
Sebuah klip video mengklaim bahwa pihak berwenang AS telah menangkap seorang profesor Harvard, Dr Charles Lieber karena virus corona, ternyata hoaks.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah pandemi viruscorona, teori konspirasi tentang virus ini menjadi viral di media sosial.
Beberapa waktu lalu, beredar di media sosial, sebuah klip video mengklaim bahwa pihak berwenang Amerika Serikat telah menangkap seorang profesor Harvard, Dr Charles Lieber.
Dr Charles Lieber dikabarkan membuat virus corona dan menjualnya kepada pihak China.
Mengutip dari India Today, Anti Fake News War Room (AFWA) menyatakan bahwa klaim tersebut menyesatkan.
Dr Charles Lieber ditangkap pada Januari 2020 karena berbohong dan membuat pernyataan palsu kepada otoritas federal AS.
Hal tersebut terkait dana yang diduga ia terima dari pemerintah China.
Namun, penangkapannya tidak memiliki kaitan dengan penyebaran virus corona.
Pengguna Facebook, Alex Alvarez, dan Meera Sigh sempat mengunggah video klip saluran berita AS 'WCVB' dengan judul:
"AS baru saja menemukan orang yang memproduksi dan menjual #coronavirus ke #China,"
"Dr #CharlesLieber, Kepala Departemen Kimia dan Biologi di #HarvardUniversity, AS,"
"Menurut sumber-sumber departemen Amerika, dia baru saja ditangkap hari ini."
Klaim tersebut lantas viral di Facebook dan Twitter.
Lalu, mengapa Dr Lieber ditangkap?
Untuk diketahui, Dr Charles Lieber merupakan seorang ilmuwan nano dan tidak memiliki koneksi ke virus corona.
Terkait berita penangkapannya, dilaporkan secara luas oleh media AS.
Menurut New York Times, profesor Harvard itu dituduh menyembuyikan dana China.
Dr Charles Lieber ditangkap karena memata-matai atau dituduh mengirim informasi sensitif ke China.
Lebih lanjut, Dr Charles Lieber ditangkap pada Januari 2020 oleh otoritas federal AS karena "Membuat pernyataan yang secara material salah, fiktif, dan menipu," terkait dana yang ia terima dari Tiongkok.
Mendapat Lebih dari 15 Juta Dolar AS
Menurut Departemen Kehakiman AS, pada 28 Januari 2020, Dr Lieber mendapat lebih dari 15 juta dolar AS dalam bentuk hibah dari National Institutes of Health (NIH) dan Departemen Pertahanan (DOD).
Hibah ini memerlukan pengungkapan konflik kepentingan keuangan asing yang signifikan.
Termasuk dukungan keuangan dari pemerintah asing atau entitas asing.
Tetapi, Dr Charles Lieber, yang juga seorang ilmuwan di Universitas Teknologi Wuhan (WUT) di China, ia juga tergabung dalam 'Thousand Talent Plan, menerima sejumlah besar uang dari pemerintah China.
Diduga, Dr Charles Lieber menyimpan informasi ini sebagai rahasia dan tidak memberi tahu pihak Universitas Harvard, atau pun otoritas AS.
Untuk diketahui, Thousand Talents Plan merupakan satu di antara program paling menonjol di China.
Program tersebut dirancang untuk menarik dan merekrut bakat dari luar negeri dan pakar asing untuk berkontribusi pada pengembangan ilmiah.
Kesimpulan
Memang benar, Dr Charles Lieber merupakan profesor Harvard.
Ia ditangkap oleh otoritas federal AS karena menyembunyikan fakta telah menerima sejumlah uang dari pemerintah China dan bekerja sebagai ilmuwan strategis di Universitas Teknologi Wuhan, China.
Tetapi pihak berwenang AS belum menemukan hubungan Dr Charles Lieber dengan virus corona.
Mengutip dari Fact Check, pada dasarnya tidak ada yang salah dengan Dr Charles Lieber berpartisipasi dalam program pemerintah China.
Tetapi dia perlu mengungkapkan hubungan dan dana tersebut ke Harvard ketiak menerima uang hibah dari agen-agen AS.
Dr Charles Lieber diduga gagal melakukan hal tersebut meski memiliki kesempatan.
Media sosial terus menyiratkan bahwa Dr Charles Lieber entah bagaimana terhubung ke virus corona.
Hal itu lantaran universitas China tempat dia terlibat, berlokasi di Wuhan, yang merupakan episentrum pandemi global dimulai.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)