Pantai dan Kafe di Eropa Penuh Sesak Pengunjung yang Sambut Pelonggaran Lockdown
Setelah mencatat angka kematian yang perlahan merendah, sebagian negara Eropa melonggarkan kuncian dengan membuka bar, kafe, hingga pantai.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: bunga pradipta p
Bahkan Madrid dan Barcelona telah mengizinkan toko kecil untuk beroperasi secara minimal, meski kedua wilayah ini belum memasuki fase 1 pembukaan daerah.
Masih di Spanyol, kini perkumpulan di luar ruangan dalam 10 orang diizinkan.
Di kota terbesar kedua di Andalusia Spanyol, Malaga, para pemilik kafe tampak sedang mengukur jarak antar meja demi bersiap menyambut pelanggan lagi.
Pulau-pulau Formentera dan Cabrera di Balearic, dan La Graciosa, El Hierro dan La Gomera di Kepulauan Canary akan diizinkan memsuki fase 2 pembukaan daerah.
Hingga mungkin ke depannya pusat perbelanjaan dibuka kembali dan pertemuan 15 orang diizinkan.
Kendati demikian PM Spanyol, Pedro Sanchez mengatakan dia akan meminta Parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat sampai akhir Juni.
Meski kegiatan lokal sudah dibuka, bisnis pariwisata masih akan lesu karena akses turis asing masih ditutup.
"Spanyol membutuhkan pariwisata. Tetapi pariwisata membutuhkan keamanan. Ia membutuhkan jaminan kesehatan," kata Sanchez.
Sementara itu Belgia akan mulai membuka kembali sekolah dasar dan menengah hari ini di bawah kondisi yang ketat untuk memisahkan anak-anak dan guru.
Baca: Terapkan Social Distancing, Restoran di Jerman Ini Bagikan Topi Pelindung Lucu untuk Tamu
Baca: Toko, Restoran dan Salon Rambut Kembali Buka di Italia
Portugal, Yunani, Denmark, dan Irlandia juga mengurangi langkah penguncian mereka sedikit demi sedikit.
Pantai penuh sesak di Yunani dan peselancar berbondong-bondong ke Lacanau yang baru dibuka kembali di Prancis setelah dua bulan ditutup.
Taman-taman di sekitar Paris dan Annecy ditumbuhi bunga matahari.
Sementara di Jerman kafe outdoor sibuk dengan ramainya pelanggan.
Selama akhir pekan payung dan kursi berjemur mulai muncul di garis pantai di Italia menjelang pembukaan negara yang diharapkan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)