Donald Trump Disebut Anak Pemarah karena Tak Pakai Masker, Langgar Aturan Negara Bagian Michigan
Presiden AS, Donald Trump menolak mentah-mentah permintaan eksekutif perusahaan ventilator, Michigan Ford.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Donald Trump menolak mentah-mentah permintaan eksekutif perusahaan ventilator, Michigan Ford untuk mengenakan masker saat berkunjung ke pabrik.
Hal ini menimbulkan kritik hingga presiden dianggap 'anak pemarah' oleh jaksa agung negara bagian Michigan, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Trump melakukan tur ke pabrik milik perusahaan mobil Ford di Ypsilanti, Michigan yang juga memproduksi ventilator dan peralatan perlindungan pribadi untuk menangkal paparan Covid-19.
Baca: Donald Trump akan Adakan Pertemuan KTT G7 Secara Langsung di Washington Juni 2020
Baca: Reaksi China Disebut Lakukan Pembunuhan Massal Lewat Covid-19 oleh Donald Trump
Berjalan bersama para eksekutif Ford yang bermasker, Trump mengaku bahwa dia sudah mengenakan masker di luar pandangan kamera.
"Aku punya satu sebelumnya. Saya mengenakan satu di daerah belakang."
"Saya tidak ingin memberi pers kesenangan melihatnya," kata Trump.
Ditanya apakah Trump diizinkan tidak mengenakan masker, eksekutif pabrik hanya menanggapi singkat.
"Terserah dia," ujarnya.
Ini karena pihak perusahaan sudah meminta presiden untuk menggunakan masker sebelum kunjungan ke pabrik ini.
Sementara itu jaksa agung Michigan, Dana Nessel telah menulis surat kepada Gedung Putih agar menatuhi aturan bermasker di negara bagian itu.
Dia menulis bahwa setiap orang di Michigan wajib menggunakan masker di tempat dengan banyak orang hadir.
"Presiden seperti anak kecil yang menolak untuk mengikuti aturan. Ini bukan lelucon," katanya.
Nessel menilai perilaku Trump sangat mengecewakan.
Jaksa agung ini juga menyoroti tindakan semaunya Trump diatas ribuan korban jiwa Covid-19 di sana.
Pada Kamis (21/5/2020) lalu korban jiwa akibat Covid-19 di AS tembus 94.000 lebih dan lebih dari 1,5 juta kasus infeksi terkonfirmasi di negara ini.
Trump mengaku dia negatif corona setelah tes pada Kamis lalu.
Tapi melihat ada dua pembantu Gedung Putih yang positif corona dalam minggu terakhir ini, presiden memutuskan mengonsumsi obat hydroxychloroquine sebagai profilaksis.
Meski obat ini belum mengantongi izin resmi dan belum terbukti bisa mencegah Covid-19, presiden bersikeras mempromosikannya.
Padahal regulator federal dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan bahwa obat itu tidak disarankan untuk digunakan di luar uji klinis.
Sebelumnya dalam kunjungan ke negara, Trump mengadakan diskusi meja bundar dengan para pemimpin Afrika-Amerika mengenai populasi rentan yang secara tidak proporsional terkena virus.
Trump secara konsisten mengabaikan bimbingan dari para ahli kesehatan masyarakat federal atas, baik tidak menggunakan masker dan mendesak negara bagian untuk segera membuka wilayah.
Baca: Donald Trump Beberkan Rahasia Dirinya Bisa Terhindar dari Virus Corona
Baca: Pusat Taman Nasional Terpopuler di AS, Utah Mencoba New Normal pada Pengunjung
Padahal saat ini AS belum bisa mengendalikan wabah ini.
Desakannya ini presiden kemukakan lagi pada Kamis lalu, saat diskusi dengan pejabat Afrika-Amerika.
Dia mengatakan untuk segera membuka gereja dan melakukan layanan keagamaan seperti sedia kala.
"Kami membuka gereja-gereja kami lagi. Saya pikir CDC akan mengeluarkan sesuatu segera, berbicara kepada mereka hari ini."
"Saya pikir mereka akan segera mengeluarkan sesuatu. Kita harus membuka gereja kita," kata Trump.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.