Pandemi Covid-19 Mulai Reda, Orang Kaya China Mulai Berburu Properti ke Singapura hingga Sydney
Pemburuan rumah mewah tidak hanya dilakukan di dalam negaranya tetapi juga hingga ke luar negeri.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang-orang kaya China banyak melakukan pembelian rumah-rumah mewah untuk mengamankan kekayaan mereka terhadap tekanan inflasi dan pelemahan mata uang yuan.
Aksi orang-orang kaya China ini dilakukan di tengah mulai meredanya pandemi virus corona atau covid-19.
Pemburuan rumah mewah tidak hanya dilakukan di dalam negaranya tetapi juga hingga ke luar negeri.
Banyaknya orang yang menambah aset real estate telah menyebabkan lonjakan harga perumahan mewah di China.
Harga segmen atas di empat kota terbesar China naik 1% pada bulan April, dipimpin oleh lompatan terbesar di pusat teknologi Shenzhen.
Sedangkan kehadiran mereka di luar negeri telah membawa dukungan bagi sektor properti yang sedang terpukul oleh pandemi Covid-19, terutama pasar properti Asia.
Black Diamondz adalah salah satu perusahaan Australia yang melayani pembeli real estate mewah dari China telah menjual properti baru senilai UUD 85 juta atau sekitar US$ 55 juta sejak Maret dimana sekitar separuhnya berasal dari penjualan ke klien asal China yang tinggal di Australia di tengah Covid-19.
Monika Tu, pendiri Black Diamondz mengatakan, penjualan tersebut melonjak 25% dari awal tahun. "Rumah-rumah yang dijual berkisar AUD 7,25 juta dan AUD 19,5 juta dan semuanya berlokasi di pinggiran kota Sydney," katanya dikutip Bloomberg, Selasa (26/5/2020).
Pelonggaran bertahap pembatasan wilayah akibat Covid-19 telah memudahkan orang kaya Tiongkok untuk mencari properti dan menyelesaikan pembelian di wilayah-wilayah menarik di Asia seperti Shanghai, Seoul dan Sydney.
Singapura juga menjadi tujuan favorite lainnya.
Tur virtual dan foto terhadap produk properti meningkat di negara ini menunjukkan bahwa transaksi terus berkembang.
Sementara di London dan New York, pasar propertinya justru tetap lambat di tengah kebijakan lockdown.
Permintaan properti dari pembeli China di Korea Selatan meningkat 180% pada kuartal I 2020 dibanding kuartal IV tahun lalu.
Permintaan di Selandia Baru juga melonjak 75%, menurut data dari Juwai Iqi, sebuah perusahaan real estat.