Polisi Atlanta Tangkap Hampir 230 Orang Provokator Demonstrasi Kematian George Floyd
Ratusan polisi mengambil posisi di sekitar Centennial Park, untuk menutup area episentrum aksi unjuk rasa tiga malam berturut-turut
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Gelombang protes atas kematian warga kulit hitam keturunan Afrika-Amerika, George Floyd di Minneapolis masih berlanjut di sejumlah kota di Amerika Serikat (AS), Minggu (31/5/2020) waktu setempat.
Polisi anti huru-hara terpaksa menembakkan gas air mata ke arah ratusan demonstran, ketika jam malam mulai berlakun Minggu (31/5/2020) di Atlanta.
Baca: Kemendikbud: Virus Corona dan Bonus Demografi Jadi Tantangan Besar untuk Dunia Pendidikan
Ratusan polisi mengambil posisi di sekitar Centennial Park, untuk menutup area episentrum aksi unjuk rasa tiga malam berturut-turut.
Jam malam mulai berlangsung pukul 21.00 waktu setempat.
Terlihat dari aksi demonstran yang awalnya sangat damai, sudah berubah menjadi anarkisa ketika terjadi lemparan kembang api dan pembakaran bahan konstruksi di dekat Taman.
Sejumlah demonstran mencoba membentuk barikade jalan.
Fotografer Associated Press (AP) melihat polisi mulai menembakkan gas air mata terhadap kerumunan demonstran.
Sejumlah orang tersedak dan terengah-engah dan lain-lain muntah-muntah, berlari ketika pasukan polisi anti huru hara merangsek masuk dengan perisai di tangah.
Siaran video disiarkan langsung oleh WSB-TV, menunjukkan pihak berwenang menangkap sejumlah demonstran dan memasukkannya ke tahanan.
Mereka diborgol dan dimasukkan ke kendaraan narapidana, berwarna putih.
Polisi Atlanta menangkap 64 orang selama aksi unjuk rasa Minggu (31/5/2020).
Gubernur Georgia dari partai Republik, Brian Kemp mengatakan menyiapkan sampai dengan 3.000 pasukan Garda Nasional untuk ke seluruh kota di negara bagian dalam mengamankan aksi unjuk rasa.
Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms mengatakan, dua perwira polisi telah dipecat dan tiga lainnya ditempatkan di meja tugas atas mengambil tindakan berlebihan dalam mengamankan aksi unjuk rasa.
"Para demonstran perlu tahu bahwa kita akan mendukung upaya mereka dalam damai, tanpa kekerasan, " kata Kemp.
"Para agitator (provokator-red) perlu tahu bahwa kita akan berada di sana, seperti yang Anda lihat malam ini, untuk membawa mereka ke penjara jika mereka menghancurkan kehidupan dan harta milik."
Keisha menandatangani perintah eksekutif memperpanjang jam malam di kota, menurut pesan email pemberitahuan yang dikirim ke penduduk.
Baca: Ribuan Demonstran Ditangkap Terkait Kematian George Floyd, Antifa Disebut-sebut di Balik Kerusuhan
Jam malam itu diberlakukan setelah demonstrasi pada Jumat malam berubah kerusuhan, ketika terjadinya pembakaran, pengerusakan kendaraan, jendela toko dan restoran.
Polisi Atlanta melaporkan telah menangkap hampir 230 orang sejak aksi unjuk rasa berlangsung, Sabtu malam. (AP)