Rusuh di Amerika, Toko Milik Warga Indonesia Ikut Dirusak Massa
Beberapa WNI di Amerika menyebut belum berkomunikasi dengan kedutaan maupun konsulat jendera Indonesia di sana.
Editor: Hasanudin Aco
Maria juga mengungkapkan hingga saat ini belum pernah dikontak oleh perwakilan RI untuk menanyakan kondisi mereka.
"Tidak ada yang menghubungi, karena mungkin mereka masih tutup," tambahnya.
Maria juga memaklumi alasan dari para pengunjuk rasa dalam memperjuangkan kesamaan hak dan menentang tindakan diskriminasi. Namun, Maria menolak jika unjuk rasa tersebut berujung pada tindakan anarki yang merugikan hak orang lain.
Seorang WNI lainnya yang tinggal di Maryland, Tirzaya Tam mengungkapkan tidak terganggu dengan demonstrasi yang terjadi.
Ia yang membuka usaha jasa boga (catering) masih terus bekerja untuk berbelanja dan mengirimkan makanan ke Washington DC dan lokasi lainnya.
"Daerah saya aman, cuma harus berhati-hati dan harus tinggal di rumah jika demo semakin membesar dan meluas," katanya yang telah tinggal di Amerika selama 20 tahun tersebut.
Tirzaya juga menambahkan belum ada komunikasi dengan perwakilan Indonesia di Amerika.
Kemlu: Keselamatan WNI prioritas kami
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengungkapkan keselamatan WNI di Amerika adalah prioritas utama.
Untuk itu Kemlu telah melakukan intensitas komunikasi dengan WNI di setiap wilayah yang dilakukan oleh lima konsulat jenderal (KJRI) dan satu kedutaan besar (KBRI).
"Perhatian utama pemerintah saat ini adalah keselamatan WNI. Dari komunikasi yang kami peroleh, tidak ada WNI jadi korban, terkecuali ada satu toko di Washington milik WNI yang mengalami vandalisme, rusak toko. Namun di luar itu semua dalam kondisi baik," katanya.
KBRI dan KJRI juga telah mengimbau kepada WNI untuk tinggal di rumah dan mematuhi penerapan jam malam yang diberlakukan di 41 kota di Amerika.
"Untuk terhindar dari kegiatan di lapangan dan keramaian yang berpotensi ada kekerasan. Dan semua WNI mematuhi saran tersebut.