Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen PBB Minta Polisi AS Tahan Diri, Obama Kutuk Kekerasan terhadap Demonstran

Pihak kepolisian diminta untuk menahan diri untuk tidak melakukan langkah berlebihan dalam menghadapi demonstran

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sekjen PBB Minta Polisi AS Tahan Diri, Obama Kutuk Kekerasan terhadap Demonstran
AFP/Chandan Khanna
Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah demonstran saat warga melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak warga Amerika yang melakukan aksi unjuk rasa secara damai.

Sementara pihak kepolisian diminta untuk menahan diri untuk tidak melakukan langkah berlebihan dalam menghadapi demonstran yang memprotes kematian warga kulit hitam, George Floyd.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarri menanggapi gelombang demonstrasi warga AS atas kematian Floyd, dalam tahanan polisi di Minneapolis seminggu yang lalu.

Baca: Rusuh di Amerika, Pemilik Toko Minuman Pakai Senapan Militer Halau Para Penjarah

Sejumlah demonstrasi damai telah berubah menjadi kerusuhan di banyak kota.

"Keluhan harus didengar, tetapi mereka harus menyatakan dalam cara-cara damai dan otoritas harus menahan diri dalam menghadapi demonstran," ujar Dujarric kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, Selasa (2/6/2020).

Baca: Rusuh di Amerika, Toko Milik Warga Indonesia Ikut Dirusak Massa

"Di AS, seperti di negara lain di dunia, keragaman adalah kekayaan dan bukan ancaman, tetapi keberhasilan masyarakat yang beragam di negara manapun membutuhkan investasi besar-besaran dalam kohesi sosial," katanya.

Presiden AS Donald Trump telah meminta Departemen Kehakiman dan FBI menyelidiki kasus kematian Floyd.

Berita Rekomendasi

Namun langkah Trump itu tidak membuat publik menjadi tenang dan aksi unjuk rasa berhenti di AS.

Karena di waktu berbeda Trump juga telah mengeluarkan beberapa kicauan, seperti menggambarkan demonstran sebagai "penjahat."

Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Seth Herald
Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Seth Herald (AFP/Seth Herald)

Pun Trump mendesak para Wali Kota dan Gubernur untuk bersikap tegas dan mengancam akan menggunakan militer menghadapi demonstran.

Dujarric mengatakan Guterres menyerukan penyelidikan semua kasus kekerasan yang disarakan demonstran.

Bahkan dia menilai, perlu kepolisian di dunia memiliki pelatihan Hak Asasi Manusia (HAM).

"Kami selalu mengatakan, aparat kepolisian di seluruh dunia perlu memiliki pelatihan hak asasi manusia yang memadai," jelasnya.

"Dan juga perlu ada investasi dalam dukungan sosial dan psikologis bagi polisi. Sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan benar dalam memberikan perlindungan masyarakat ," katanya.

Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna
Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna (AFP/Chandan Khanna)
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas