Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polwan Terlibat Penembakan dalam Demo Bela George Floyd, Menewaskan Pria Kulit Hitam David McAtee

Polisi wanita, Katie Crews, terlibat dalam penembakan David McAtee saat demo bela George Folyd di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Polwan Terlibat Penembakan dalam Demo Bela George Floyd, Menewaskan Pria Kulit Hitam David McAtee
Walt and Marshae Smith/westofninth.com - Louisville Police Department
Pria kulit hitam David McAtee yang tewas dalam demo bela George Floyd - anggota polisi Katie Crews yang terlibat dalam penembakan 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang polisi wanita, Katie Crews, terlibat dalam penembakan saat demo membela George Floyd di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020).

Penembakan yang dilakukan aparat kepolisian dan Garada Nasional itu menyebabkan pria kulit hitam David McAtee tewas.

Dikutip Tribunnews.com dari courier-journal.com, Crews kini ditugaskan di bagian administratif setelah insiden penembakan yang melibatkan dirinya itu.

Sebelum penembakan terjadi, Crews sempat mengunggah foto dan komentar di akun Facebook yang mengolok-olok pendemo.

Crews pada Kamis (28/5/2020) mengunggah foto seorang pendemo wanita yang menawarinya bunga.

Saat itu Crews tengah berdiri berjaga di tengah demo.

Crews tidak mengatakan secara gamblang apa yang diucapkan oleh pendemo itu.

Baca: Pria Kulit Hitam Tertembak dalam Demo Bela George Floyd, Jenazah Dibiarkan di Jalan hingga 12 Jam

Baca: Pria Kulit Hitam Tewas Tertembak saat Demo Bela George Floyd, Dikenal Baik dan Sering Bagi Makanan

Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020).
Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). (Walt and Marshae Smith/westofninth.com)
Berita Rekomendasi

Namun Crews menyebut bahwa pendemo itu tak cuma menawarinya bunga.

Crews juga menyebut mengenai senapan pepper balls atau sejenis softgun yang digunakan aparat bisa melukai pendemo itu.

"Dia berkata dan bertindak tak hanya sekedar 'menawari bunga' kepadaku. Supaya kalian tahu. Untuk orang yang mengenalku pasti tahu ekspresi wajahku mengungkap segalanya.
N.B Aku harap peluru pepper balls mengenainya dengan sedikit luka. Kembalilah dan akan kuberi lebih, aku akan berjaga lagi nanti malam," tulis Crews.

Kepala polisi pengganti, Robert Schroeder, menyebut dua anggota polisi termasuk Crews serta dua tentara Garda Nasional melakukan penembakan dalam demo.

Schroeder yang memimpin kepolisian setempat setelah Kepala Polisi Steve Conrad dipecat, menyebut anggotanya tidak mengaktifkan kamera tubuh.

Maka dari itu pelacakan lebih sulit dilakukan dan kini investigasi masih berlangsung.

Namun, Crews yang sudah bergabung anggota kepolisian selama 2 tahun disebut tidak pernah melakukan pelanggaran.

Baca: Adik George Floyd Minta Pendemo Berhenti Menjarah: Itu Tidak akan Membuat Kakakku Kembali

Baca: Pensiunan Polisi Tewas Ditembak Penjarah saat Demo Bela George Floyd, Terekam dalam Facebook Live

Jenazah McAtee Dibiarkan 12 Jam di Jalan, Sosoknya DIkenal Baik

Dikutip Tribunnews.com dari theintercept.com, McAtee disebut terbunuh oleh aparat keamanan dalam demo yang ricuh, Minggu.

Pada Senin (1/6/2020) malam, jenazah McAtee masih tergeletak di jalan, sehingga sudah lebih dari 12 jam ia dibiarkan saja.

Dikutip Tribunnews.com dari courier-journal.com, sosok McAtee dikenal baik di mata keluarga serta lingkungan sekitarnya.

Ibunda McAtee, Odessa Riley menyebut, putranya dijuluki pilar masyarakat karena kerap membantu sesama.

McAtee yang memiliki bisnis barbekyu Yaya's BBQ juga disebut kerap memberi makanan gratis kepada polisi dan warga sekitar.

"Dia meninggal sebagai legenda yang hebat. Dia adalah orang yang baik. Semua orang di sekitarnya akan bilang begitu," ujar Riley.

Riley juga menegaskan tak mungkin putranya berbuat rusuh sehingga membahayakan nyawanya sendiri.

"Putraku tidak melukai siapapun. Dia tidak melakukan apa-apa," tegasnya.

Masyarakat mengenal McAtee sebagai pria baik yang pandai memasak.

Baca: Lebih Dari Separuh Warga Amerika Dukung Militer Bantu Polisi Tangani Protes Kematian George Floyd

Baca: Terrence Floyd Minta Para Pengunjuk Rasa Berhenti Menjarah: Tak Akan Bawa George Floyd Kembali

Menurut orang-orang, McAtee sering bergabung dalam acara warga setempat untuk membantu memasak di sana.

"McAtee membantu kami saat acara Hari California selama 15 tahun, atau mungkin lebih," ujar Greg Cotton.

"Dia adalah orang yang mau merelakan waktu dan semua makanannya. Orang-orang bebas datang dan mengambil makanan tanpa dia mintai bayaran karena itu (kebaikannya) memang untuk warga sekitar," terangnya.

Ibunda McAtee dan sepupunya juga menyebut McAtee kerap memberi makanan gratis pada anggota polisi yang bertugas.

"Dia memberi makan mereka (polisi) gratis," ujar Riley.

"Anakku adalah orang yang baik. Semua yang dia lakukan di warung barbekyunya adalah untuk membiayai hidupnya dan keluarganya."

"Dan kini mereka (aparat) datang dan membunuh putraku," imbuhnya.

Tak hanya dikenal di kalangan warga saja, McAtee juga dikenal baik oleh Presiden Dewan Metro David James.

James menyebut McAtee sangat peduli terhadap warga sekitar.

"Dia adalah orang yang baik hati," ujar James.

"Dia percaya kepada lingkungannya. Dia cinta kotanya, cinta warganya, cinta memasak, senang membuat orang lain bahagia dengan humornya. Dia orang yang hebat," ucap James.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas