Demo Kasus Floyd di AS Menjalar ke Eropa, Massa Robohkan Patung Pedagang Budak
Aksi itu dilakukan di tengah desakan publik yang meminta monumen pedagang budak lainnya di Inggris dirobohkan.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Malvyandie Haryadi
Kebrutalan polisi di Kenya
Tidak hanya di Amerika Serikat, kebrutalan polisi juga sudah menjadi persoalan lama di Kenya.
Bahkan pada Senin (8/6/2020) lalu, terjadi demonstrasi di Ibu Kota Kenya, Nairobi untuk menuntut keadilan bagi para korban pembunuhan polisi di luar proses hukum.
Demo ini terjadi beberapa hari setelah pengawas polisi mengatakan ada 15 warga sipil yang meninggal karena kebrutalan polisi.
Belasan insiden itu terjadi sejak pemerintah memberlakukan jam malam untuk mengendalikan Covid-19 pada Maret silam, dikutip dari Al Jazeera.
Setidaknya 200 demonstran memadati Mathare, area pemukiman padat penduduk di Nairobi.
Kerumunan ini didominasi pemuda dan ibu-ibu yang membawa poster berisi nama-nama teman mereka, tetangga, maupun anak mereka yang terbunuh dalam operasi polisi beberapa tahun terakhir.
Baca: Kisah Inspiratif Bocah 9 Tahun Asal Kenya Ciptakan Mesin Cuci Tangan Untuk Cegah Penularan Covid-19
Baca: Apakah Kerusuhan di AS Menguntungkan Perekonomian Indonesia? Ini Kata Ekonom Bhima Yudhistira
Beberapa diantaranya juga membawa kalimat-kalimat berisi pesan agar kebutalan polisi segera diakhiri.
"Hidup kami tidak ternilai."
"Selamatkan masa depan kita."
Begitupun yang diinginkan seorang warga Mathare, Rahma Wako.
"Saya di sini untuk memprotes pemuda kami yang telah meninggal di tangan polisi tanpa kesalahan dan kami mengatakan cukup sudah."
"Sebagai ibu, banyak pemuda kami telah terbunuh ketika dicap sebagai pencuri," katanya dikutip dari AFP.
Otoritas Pengawasan Independen Pemolisian Kenya (IPOA) pekan lalu melaporkan telah menerima 87 pengaduan terhadap polisi.