Proyek Shinkansen Jepang Harus Pindahkan Mata Air Sungai yang Menghidupi 600.000 Penduduk
Masalah terbesar adalah pembangunan Zona Industri Shizuoka dari Terowongan Alps Selatan yang membentang melalui pegunungan dengan ketinggian 3.000 m.
Editor: Dewi Agustina
Jika pejabat setempat menyetujui dimulainya kembali pekerjaan persiapan, akan muncul kemungkinan ketidakpercayaan, mengatakan, "JR harus melalui pekerjaan konstruksi utama tanpa pelanggaran. Bisakah?"
Pada pertemuan kemarin Presiden Kaneko meminta pengertian bahwa dia tidak akan memasuki pembangunan terowongan dengan cara penghancuran, tetapi gubernur tidak menggelengkan kepalanya secara vertikal, atau tetap tidak percaya.
Shinkansen Linear akan melewati 6 prefektur antara Tokyo dan Nagoya, dan hanya Shizuoka yang tidak memiliki stasiun perantara (tidak berhenti di Shizuoka).
"Juga benar bahwa ada keluhan "tidak ada manfaat bagi penduduk setempat" bahkan jika bisnis dibuka sekali pun," ungkap sang Gubernur.
Jabaran Gubernur Kawakatsu akan berakhir pada Juli tahun depan.
Baca: Proyek Linear Chuo Shinkansen Jepang Dapat Lampu Hijau dari Gubernur Shizuoka
Baca: Jepang Curiga dengan Kondisi Kim Jong Un, Ada Pergerakan Aneh di Korea Utara
Untuk mengubah kebijakan dan menerima dimulainya kembali konstruksi, sangat penting bahwa warga perfektur puas.
Kecuali pihak JR menunjukkan bahan-bahan baru yang dapat membujuk masyarakat perfektur, seperti pertimbangan lingkungan. Kalau tidak demikian proyek Linear kemungkinan akan tetap macet.
JR Tokai menghadapi dua proyek raksasa kali ini, membangun jalur kereta api tercepat di Jepang dan juga memindahkan mata air sungai serta mengembalikan ke tempat semula setelah proyek selesai.
Bisakah dipercaya masyarakat setempat? Itulah yang menjadi permasalahan saat ini sehingga proyek menjadi terhambat.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com