Kondisi Terkini Wuhan, Asal Covid-19 Setelah Enam Bulan Kembali Normal
Wuhan, kota yang berpenduduk 11 juta jiwa, itu sempat dikurung selama dua bulan sejak dimulai pada akhir Januari lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN -- Enam bulan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengetahui kasus "virus pneumonia" yang kemudian menjadi pandemi Covid-19, kehidupan di Wuhan, kota di mana virus corona muncul, kembali normal.
Meskipun semua penduduk harus mengenakan masker di mana-mana dan tersimpan luka kesedihan mendalam akan masa-masa mengerikan saat itu.
Wuhan, kota yang berpenduduk 11 juta jiwa, itu sempat dikurung selama dua bulan sejak dimulai pada akhir Januari lalu.
Tak lain penutupan Kota Wuhan ditujukan untuk membantu membasmi virus corona di episenter awal.
Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan
Provinsi Hubei dan ibukota kota Wuhan menyumbang sebagian besar dari jumlah kasus positif Covid-19 di China yang sejauh ini berada di angka 83.531 dan 4.634 orang meninggal dunia.
"Seiring berjalannya waktu, situasi epidemi perlahan-lahan menjadi lebih baik dan virus pada dasarnya sudah musnah sekarang," ujar Residen Pan Yuan (35).
"Kita akan melepas masker ketika pergi ke beberapa tempat dengan risiko rendah. Meskipun kita diberitahu tidak perlu memakai masker di Wuhan, masyarakat masih memakai masker, "katanya.
"Saya masih merasa sedih ketika membicarakannya."
China telah berhasil menahan laju penyebaran wabah, berkat sejumlah langkah seperti pengujian luas dan pelacakan terhadap mereka yang berhubungan dekat dengan yang terpapae, meskipun bulan ini Beijing kembali menghadapi bertambahnya kasus baru.
"Ketika terjadi pada setengah tahun yang lalu, orang-orang takut akan hal itu. Saya merasa tertekan, stres karena bisa menjadi ancaman bagi keluarga saya, "tutur Li Chao, seorang ayah berusia 32 tahun di Wuhan.
"Berkat upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat bersama-sama, epidemi telah menghilang."
"Kehidupan dan pekerjaan secara bertahap kembali normal."
Lalu lintas di jalan meningkat dan orang berbelanja di pasar dan kembali bekerja di kantor, dengan penerapan protokol tambahan seperti pemeriksaan suhu tubuh.
Di Beijing, yang telah melaporkan tujuh kasus baru dalam dua hari terakhir, penduduk berbicara tentang ketidaknyamanan, bukan ketakutan.
"Saya pikir itu terutama cara kerja saya yang berubah. Sebelum semua ini kita semua bekerja di kantor. Sekarang, setelah wabah, kita semua bekerja dari rumah sendirian, "kata seorang pria berusia 27 tahun bernama Jin.
Penduduk Beijing lainnya, yang bernama Sun, mengatakan mengenakan masker tidak nyaman dan laju kehidupan telah melambat.
"Di sisi lain, dengan laju hidup agak melambat, maka tekanan dalam hidup juga meningkat. Itu karena, jika laju hidup melambat maka tekanan keuangan meningkat, " ucapnya. (Reuters)