Presiden Donald Trump Dituduh 'Pembohong' oleh Keponakannya Sendiri
Memoir itu sudah mendapat tanggapan dari Gedung Putih, yang menyerang Mary dengan menyatakan bahwa buku itu "berisi kesalahan".
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Keponakan Presiden AS Donald Trump menyatakan, sang paman adalah sosok pembohong dan narsistik yang tumbuh besar dengan ayah yang dominan.
Klaim itu disampaikan oleh Mary Trump dalam bukunya, Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man.
Memoir itu sudah mendapat tanggapan dari Gedung Putih, yang menyerang Mary dengan menyatakan bahwa buku itu "berisi kesalahan".
Buku itu rencananya bakal terbit pada 14 Juli, dan sudah menjadi best seller di Amazon dengan ada upaya untuk menjegal penerbitannya.
Baca: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Donald Trump Akan Desak Para Gubernur untuk Buka Sekolah per September
Baca: Sebelum Bertemu Trump, Presiden Meksiko Jalani Tes, Hasilnya Negatif Covid-19
Mary, yang merupakan psikolog klinis, menulis bahwa sang paman, Donald Trump, menganggap "berbohong merupakan jalan hidupnya".
Seperti dikutip The New York Times pada Rabu (8/7/2020), sang keponakan menuding pamannya itu "angkuh dan sengaja tak tahu" saat muda.
Mary mengklaim bahwa Trump membayar seseorang untuk mengerjakan soal SAT-nya, sehingga dia masuk ke Sekolah Bisnis Wharton, Universitas Pennsylvania yang prestisius.
The Times tidak menjabarkan bagaimana Mary bisa mengetahui fakta tersebut, dan membuat Gedung Putih angka bicara memberi sanggahan.
"Tuduhan mengenai SAT yang absurd itu jelas tidak benar sama sekali," jelas Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Matthews.
Sementara The Washington Post memberitakan, buku itu mengungkapkan sang presiden adalah produk dari ayahnya yang "sosiopat", Fred Trump.
Dikatakan Fred Trump menciptakan suasana rumah yang traumatis dan penuh dengan penyiksaan, sehingga jajarannya bersuara.
"(Presiden) menegaskan bahwa ayahnya adalah sosok penuh cinta, dan tidak bersikap keras kepadanya ketika kecil," tegas Matthews.
Adik Trump, Robert, berusha untuk memblokir publikasi buku tersebut dengan menuding Mary sudah melanggar perjanjian pada 2011.
Perjanjian tersebut mewajibkan Mary untuk tidak mengungkapkan apa pun mengenai keluarganya setelah mendapat warisan dari kakeknya,
Tapi pekan lalu, Pengadilan New York meloloskan Simon & Schuster selaku penerbit untuk memprosesnya, karena buku itu "tak terikat dengan perjanjian mana pun".
Mary merupakan putri dari Fred Trump Jr, kakak sang presiden, yang meninggal pada 1981 yang berkaitan dengan kecanduan alkohol.
Berdasarkan pemberitaan The Times, dia menulis pamannya itu memenuhi segala kriteria klinis untuk disebut sebagai sosok yang narsistik.
Buku itu bakal menjadi serangan terbaru yang diterima presiden setelah mantan penasihat keamanan nasionalnya, John Bolton, juga sudah merilis buku.