Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jual Gelang yang Diklaim Mampu Cegah Covid-19, Wanita di Malaysia Dikenai Denda Rp172 Juta

Seorang wanita di Malaysia didenda Rp172 Juta karena menjual gelang yang ia klaim bisa mencegah penularan virus corona.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Jual Gelang yang Diklaim Mampu Cegah Covid-19, Wanita di Malaysia Dikenai Denda Rp172 Juta
Kolase Tribunnews/Facebook Info Roadblock JPJ/POLIS
Seorang wanita di Malaysia didenda Rp172 Juta karena menjual gelang yang ia klaim bisa mencegah penularan virus corona. 

Seorang dosen Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa Tengah bernama Bangun Wijayanto menciptakan sebuah masker pintar.

Terinspirasi dari tokoh Iron Man, masker ciptaannya ini mampu menampilkan sejumlah data bagi penggunanya.

Bangun mengatakan, masker yang dilengkapi tiga lampu indikator itu akan menyala saat melewati daerah yang memiliki pasien Covid-19.

Lampu merah menyala jika melewati wilayah dengan pasien positif Covid-19. Kemudian, berwarna kuning ketika melewati wilayah yang mempunyai pasien dalam pengawasan (PDP).

Dia memanfaatkan informasi mengenai penyebaran Covid-19 dalam perangkat berbasis internet of things (IOT) yang praktis dan mudah diakses.

Data yang digunakan berasal dari data resmi yang tersedia di situs web resmi pemerintah kabupaten (pemkab).

2. Aplikasi data fightcovid19.id

Ahmad Alghozi (22) pengembang aplikasi fightcovid19.id. Aplikasi ini bekerja menggunakan gelang khusus yang dikenakan semua orang yang masuk ke Bangka Belitung. Sehingga bisa memantau penyebaran Covid-19.
Ahmad Alghozi (22) pengembang aplikasi fightcovid19.id. Aplikasi ini bekerja menggunakan gelang khusus yang dikenakan semua orang yang masuk ke Bangka Belitung. Sehingga bisa memantau penyebaran Covid-19. (KOMPAS.com/HERU DAHNUR)
Berita Rekomendasi

Pemuda bernama Ahmad Alghozi (22) dan sejumlah temannya melahirkan sebuah aplikasi data bernama fightcovid19.id.

Alghozi merupakan alumni D3 Teknik Informatika, Universitas Telkom.

Aplikasi ini lahir dari keprihatinannya mengetahui banyaknya tenaga medis yang meninggal dunia.

"Niatnya cuma membantu untuk penanggulangan Covid-19 ini. Saya merasa sedih saat pertama kali mendengar ada dokter yang meninggal. Lalu dibuat aplikasi ini supaya sama-sama bisa menanggulangi wabah ini," kata Alghozi.

Sistem ini bekerja dengan memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah.

Data dihimpun dari petugas pemerintah yang mengawal pintu masuk pelabuhan di darat, laut, dan udara. Data tersebut kemudian diinput ke sistem.

Penggunaan aplikasi ini didukung gelang penanda yang dipasangkan pada setiap orang yang melintas di pintu masuk.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas