Jual Gelang yang Diklaim Mampu Cegah Covid-19, Wanita di Malaysia Dikenai Denda Rp172 Juta
Seorang wanita di Malaysia didenda Rp172 Juta karena menjual gelang yang ia klaim bisa mencegah penularan virus corona.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Seorang dosen Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa Tengah bernama Bangun Wijayanto menciptakan sebuah masker pintar.
Terinspirasi dari tokoh Iron Man, masker ciptaannya ini mampu menampilkan sejumlah data bagi penggunanya.
Bangun mengatakan, masker yang dilengkapi tiga lampu indikator itu akan menyala saat melewati daerah yang memiliki pasien Covid-19.
Lampu merah menyala jika melewati wilayah dengan pasien positif Covid-19. Kemudian, berwarna kuning ketika melewati wilayah yang mempunyai pasien dalam pengawasan (PDP).
Dia memanfaatkan informasi mengenai penyebaran Covid-19 dalam perangkat berbasis internet of things (IOT) yang praktis dan mudah diakses.
Data yang digunakan berasal dari data resmi yang tersedia di situs web resmi pemerintah kabupaten (pemkab).
2. Aplikasi data fightcovid19.id
Pemuda bernama Ahmad Alghozi (22) dan sejumlah temannya melahirkan sebuah aplikasi data bernama fightcovid19.id.
Alghozi merupakan alumni D3 Teknik Informatika, Universitas Telkom.
Aplikasi ini lahir dari keprihatinannya mengetahui banyaknya tenaga medis yang meninggal dunia.
"Niatnya cuma membantu untuk penanggulangan Covid-19 ini. Saya merasa sedih saat pertama kali mendengar ada dokter yang meninggal. Lalu dibuat aplikasi ini supaya sama-sama bisa menanggulangi wabah ini," kata Alghozi.
Sistem ini bekerja dengan memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah.
Data dihimpun dari petugas pemerintah yang mengawal pintu masuk pelabuhan di darat, laut, dan udara. Data tersebut kemudian diinput ke sistem.
Penggunaan aplikasi ini didukung gelang penanda yang dipasangkan pada setiap orang yang melintas di pintu masuk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.