Resmi Ditutup, China Ambil Alih Konsulat AS di Chengdu
China memerintahkan penutupan Konsulat AS pada Jumat Pekan lalu, setelah Washington minggu lalu memberikan tenggat waktu 72 jam bagi Beijing untuk
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
"China telah memerintahkan Amerika Serikat untuk menutup Konsulat di kota barat daya Chengdu dalam 72 jam," ujar Hu Xijin.
Ia mengatakan pihak China memberitahukan perintah itu kepada AS pada Jumat (24/7/2020) pukul 10 pagi waktu setempat.
Artinya, Senin pekan depan pada pukul 10 pagi, konsulat AS itu sudah harus kosong.
Aksi balasan ini terjadi hanya berselang sekitar 48 jam setelah tersiar informasi bahwa pemerintah AS memerintahkan China untuk menutup kantor konsulatnya di Houston.
"Tindakan yang diambil oleh China adalah respons yang sah dan perlu atas tindakan yang tidak bisa dibenarkan dari AS,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China, Jumat (24/7/2020).
SebelumnyabChina telah memperingatkan akan membalas AS yang memberikan waktu 72 jam-sampai Jumat-untuk mengosongkan Konsulat Houston.
"AS mengambil langkah serius melanggar hukum internasional, norma dasar hubungan internasional, dan persyaratan Konvensi Konsuler China-AS. Ini serius merugikan hubungan China-Amerika," demikian Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Jumat (24/7/2020).
"Kementerian Luar Negeri China memberi tahu Kedutaan besar AS di China mengenai keputusannya untuk mencabut persetujuannya untuk pendirian dan pengoperasian Konsulat Jenderal AS di Chengdu," katanya.
Departemen Luar Negeri AS dan Kedutaan besar AS di Beijing tidak segera merespon langkah balasan China.
AS Beri China 72 Jam untuk Tutup Konsulat di Houston
Amerika Serikat memberikan waktu 72 jam terhadap China untuk menutup Konsulat di Houston di tengah tuduhan memata-matai.
Polemik baru ini menandai kemunduran dramatis dalam hubungan antara dua negara terbesar di dunia.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan misi China di Houston akan ditutup "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan ' informasi pribadi warga."
Presiden Donald Trump mengatakan dalam jawaban atas pertanyaan dalam konferensi pers tentang hal itu.