Presiden Lebanon Tetapkan 2 Minggu Keadaan Darurat & Siapkan Dana Darurat Rp 963 M
Michel Aoun menetapkan keadaan darurat selama dua pekan pasca ledakan gudang di pelabuhan Beirut, Selasa (4/8/2020), pukul 18.00 waktu setempat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Libanon Klaim Tak Bertanggungjawab Atas Ledakan
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Lebanon,Badri Daher angkat bicara terkait ledakan di gudang pelabuhan ini.
Dia menegaskan pihaknya bukanlah yang harus bertanggungjawab atas amonium nitrat yang memicu ledakan besar yang menewaskan 100 orang itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Daher menyalahkan Kepala Pelabuhan Beirut Hassan Koraytem.
"Mereka yang bertanggungjawab, dan saya bisa memberitahu Anda bahwa bahan ini seharusnya tidak ada di sana, itu seharusnya tidak ada di tempat pertama," sebutnya.
Baca: Analisis Ahli Soal Penyebab Ledakan di Beirut Lebanon: Seperti Ledakan Kembang Api, Bukan Bom
Ahli Bahan Peledak: Seperti Kembang Api
Lebih jauh, ahli bahan peledak, Chris Hunter, memberikan pendapat mengenai ledakan hebat di Ibukota Lebanon, Beirut.
Hunter mempelajari beberapa video dan saksi mata tentang ledakan tersebut.
Mengutip Sky News, Hunter mengatakan, hanya dengan beberapa detik rekaman amatir dan pengakuan saksi mata, para ahli bahan peledak dapat menemukan tanda-tanda penyebab ledakan.
Sebagai catatan, Chris Hunter juga merupakan operator pembuangan bom anti-terorisme.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Inza)