Ini Tujuan Menlu dan Menteri BUMN Pergi ke China di Tengah Pandemi Covid-19
Selain bertemu dengan Menlu Wang Yi, keduanya juga menemui tiga perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir bertolak ke China untuk membahas kerja sama vaksin hingga ekonomi.
Kedua menteri menemui Menlu China Wang Yi di Sanya, Hainan.
"Pertemuan merupakan tindak lanjut dari pertemuan virtual yang saya lakukan bersama Menlu Wang Yi pada akhir bulan Juli 2020," kata Menlu dalam konferensi pers dengan media, Kamis (20/8/2020).
Selain bertemu dengan Menlu Wang Yi, keduanya juga menemui tiga perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19.
"Kami berdua juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah industri manufaktur vaksin RRT, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino," kata Menlu.
Baca: Menlu Retno Marsudi Jawab Kritik Indonesia Tak Terpandang di Mata Internasional
Dalam kunjungan tersebut juga, kedua menteri juga melakukan penandatanganan MoU antara PT Bio Farma dan Sinovac terkait pengiriman vaccine bulk dengan Sinovac di Sanya, China.
Menlu mengungkapkan perjanjian tersebut merupakan perjanjian awal.
Perusahaan Sinovac akan menyediakan 40 juta vaksin Covid-19 buatan mereka bila berhasil di bulan November 2020 sampai Maret 2021.
"Sinovac akan akan memberikan prioritas kepada Biofarma untuk supply bulk vaksin setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021," kata Menlu.
Menlu mengatakan angka ekspor Indonesia ke China mengalami peningkatan 11,74 persen di semester I tahun 2020.
Hal itu menurutnya menjadi kesempatan untuk menekan angka defisit Indonesia sebesar 46 persen karena terjadinya penurunan impor dari China ke Indonesia sebesar -11,86 persen.
"Indonesia mengusulkan joint working group for trade guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan dan memfasilitasi semakin dibukanya pasar Tiongkok bagi produk Indonesia," kata Menlu