“The Beatles ISIS” Terancam Eksekusi Mati di Irak Jika Inggris Tak Juga Menuntut Mereka
Mereka pergi ke Suriah menggunakan paspor Inggris. ElSheikh dan Kotey bergabung di sel teroris yang tokoh utamanya dijuluki “Jihadi John”.
Editor: Setya Krisna Sumarga
JIka diserahkan ke Irak, kemungkinan besar keduanya akan segera dieksekusi atas kesalahan-kesalahannya bersama ISIS lewat persidangan cepat.
Di sisi lain, muncul kabar kedua tahanan itu menyesali perbuatannya di Suriah. Mereka memprotes keputusan pemerintah Inggris mencabut kewarganegaraan mereka.
Keduanya menuntut mendapatkan pengadilan yang adil. Anggota lain dari kelompok itu, Aine Lesley Davis, ditangkap di Turki tahun lalu dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.
Elsheikh dan Kotey ditangkap di Suriah timur pada Januari oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berkekuatan etnis Kurdi yang didukung AS.
Berbicara kepada Associated Press, kedua pria itu menyebut keputusan pemerintah Inggris untuk mencabut kewarganegaraan mereka "ilegal".
Baca: Turki Deportasi Dua Perempuan Pendukung ISIS dan Empat Anaknya ke Jerman
Baca: Kisah Pemuda Terjebak di Suriah Selama 300 Hari, Cari Keluarga Gabung ISIS: Tertangkap & Ditahan
“Ketika Anda memiliki dua orang ini yang bahkan tidak memiliki kewarganegaraan… jika kami menghilang suatu hari nanti, ke mana ibu saya akan pergi dan mengatakan di mana anak saya,” kata Elsheikh.
Dia memberi tahu AP bagaimana dia khawatir kedua pria itu mungkin rentan terhadap pemindahan status penahanan dan rentan kemungkinan penyiksaan.
Pernyataan itu tidak mencerminkan pertanggungjawaban mereka atas perbuatan keji dan sadis terhadap para korban yang dieksekusi lewat cara pemenggalan di Suriah.
Menurut hasil peneyelidikan AS, duo ini diduga memainkan peran dalam penyiksaan dan penganiayaan terhadap tahanan yang tak terhitung jumlahnya.
Elsheikh terkenal reputasinya melakukan teknik waterboarding, eksekusi palsu dan penyaliban saat menjabat sebagai sipir di penjara ISIS.
Sedangkan Kotey menurut penyelidik AS, kemungkinan terlibat eksekusi kelompok tersebut dan metode penyiksaan yang sangat kejam, termasuk kejutan elektronik dan waterboarding.
Elsheikh datang ke Inggris dari Sudan ketika dia masih kecil, dan bekerja sebagai mekanik di London barat.
Kotey, yang merupakan warga London keturunan Ghana dan Yunani-Siprus, masuk Islam di usia dua puluhan.
Sementara para pria itu tidak mengaku sebagai bagian dari sel teror, mereka berbicara kepada AP tentang video eksekusi ISIS yang terkenal itu.