Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

“The Beatles ISIS” Terancam Eksekusi Mati di Irak Jika Inggris Tak Juga Menuntut Mereka

Mereka pergi ke Suriah menggunakan paspor Inggris. ElSheikh dan Kotey bergabung di sel teroris yang tokoh utamanya dijuluki “Jihadi John”.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in “The Beatles ISIS” Terancam Eksekusi Mati di Irak Jika Inggris Tak Juga Menuntut Mereka
Daily Mail
Gadis Gadis Yazidi Korban Kekerasan Seks Kelompok ISIS Jalani Operasi Keperawanan 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Jaksa Agung AS WIlliam Barr menyatakan akan menyerahkan dua tahanan ISIS asal Inggris ke Irak, jika otoritas hukum Inggris tak juga menuntut mereka.

Namun jika anggota teroris ISIS yang menyebut dirinya “The Beatles” itu diproses hukum, bisa menghindarkan mereka dari  hukuman mati. Berita dikutip dari Russia Today, Kamis (20/8/2020).

Kedua tawanan ISIS itu kini dalam penjara yang kini dikontrol militer AS di Irak. Kedua tahanan itu bernama  El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey.

Kelompok ISIS, Minggu (23 /8/2015) meledakkan kuil kuno Baal Shamin di kota Suriah yang terdaftar di UNESCO dari Palmyra, kepala barang antik negara kepada AF
Kelompok ISIS, Minggu (23 /8/2015) meledakkan kuil kuno Baal Shamin di kota Suriah yang terdaftar di UNESCO dari Palmyra, kepala barang antik negara kepada AF (The Straits Times)

Mereka pergi ke Suriah menggunakan paspor Inggris. ElSheikh dan Kotey bergabung di sel teroris yang tokoh utamanya dijuluki “Jihadi John”. Nama aslinya Mohammed Emwazi.

Emwazi tewas di Raqqa saat drone militer AS menghajar mobil yang ditumpanginya.  Seorang lagi anggota “The Beatles ISIS”, Aine Lesley Davis, ditahan di Turki.

Kelompok itu secara vulgar mempertontonkan eksekusi-eksekusi kejam warga asing yang mereka culik dan sandera lewat rekaman video.

Korban tewas di tangan kelompok Jihadi John pada 2014 antara lain jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff.

Berita Rekomendasi

Kemudian pekerja kemanusiaan AS Peter Kassig dan Kayla Mueller, serta pekerja kemanusiaan Inggris Alan Henning dan David Haines.

Aksi-aksi brutal warga Inggris yang terpapar radikalisme ISIS itu berlangsung ketika kelompok teror keji itu menguasai sebagian Irak dan Suriah.

Problem warga Inggris itu mengemuka kembali ketika Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menerima surat dari Jaksa Agung AS, Selasa (18/8/2020).

Isinya Jaksa Agung William Barr meminta London mentransfer informasi dan data para teroris ISIS ke AS sebelum 15 Oktober 2020.

Baca: Ingin Pulang ke Inggris, Wanita Asal London Menyesal Gabung ISIS Setelah Kewarganegaraannya Dicabut

Baca: Kisah Pemuda Terjebak di Suriah Selama 300 Hari, Cari Keluarga Gabung ISIS: Tertangkap & Ditahan

Para tersangka yang masih hidup itu dibesarkan di Inggris. Aksen mereka sangat kuat dalam rekaman video, yang menuntun penyelidikan hingga mampu mengidentifikasi para pria itu.  

Secara formal, kewarganegaraan mereka telah dicabut pemerintah Inggris. Saat ini tiga orang anggota “The Beatles ISIS” itu tanpa kewarganegaraan di tahanan AS maupun Turki.

Jika Inggris menolak atau gagal mentransfer bukti ke Departemen Kehakiman pada 15 Oktober, Barr mengatakan kepada Patel, Elsheikh dan Kotey akan diserahkan kepada otoritas Irak.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas