Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Dirawat di Rumah Sakit karena Masalah Ini
Orang nomor satu di Jepang itu kembali ke rumah sakit Tokyo, Senin (24/8/2020) untuk kali kedua dalam sepekan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran atas kondisi kesehatan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beberapa bulan terakhir semakin meningkat.
Orang nomor satu di Jepang itu kembali ke rumah sakit Tokyo untuk kali kedua dalam sepekan.
Shinzo Abe (65) mengunjungi Rumah Sakit Universitas Keio di Tokyo pada Senin (24/8/2020).
Di rumah sakit tersebut, Shinzo Abe menghabiskan tiga jam dengan dokter.
Senin lalu, Perdana Menteri Jepang berada di fasilitas medis selama lebih dari tujuh jam.
Baca: Ini Alasan Orang Jepang Zaman Dulu Mewarnai Gigi Mereka Menjadi Hitam
Baca: Peraturan Tenbai Jepang Dicabut Kembali 29 Agustus Mendatang
Mengutip New York Post, Shinzo Abe kabarnya mencoba meredakan kekhawatiran tentang kesehatannya setelah berita kunjungan rumah sakit keduanya menghantam seluruh negeri.
Dia kemudian berbicara kepada wartawan di luar kediaman resminya, Shinzo Abe mengaku kembali ke dokter untuk mempelajari hasil tes dari minggu sebelumnya.
Abe menambahkan bahwa dia telah melakukan beberapa tes lanjutan.
Shinzo Abe mengatakan dia berharap untuk berbicara tentang "hal semacam itu" di beberapa titik di masa depan, tanpa menentukan kapan.
"Saya ingin menjaga kesehatan saya dan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan saya," tambahnya.
Baca: Patroli Penjaga Pantai Jepang Selamatkan Nelayan Indonesia, Perahunya Terbalik Usai Dihantam Taifun
Baca: China-Jepang Wajib Waspada, Timnas U-16 Indonesia Alami Kemajuan Pesat
Bukan karena Covid
Nippon TV, penyiar berita Jepang, melaporkan pada Senin, meski Abe mengklaim bahwa dia telah berada di rumah sakit untuk pemeriksaan, dia sebenarnya dirawat karena kolitis ulserativa.
Abe secara terbuka mengakui mengidap penyakit kronis tersebut.
Saat dia mengumumkan mengundurkan diri dari masa jabatan pertamanya pada tahun 2007 ketika kondisi tersebut memburuk hingga ia mengaku tidak dapat lagi memerintah.