Studi Kasus di China: 23 Penumpang Bus Tertular Virus Corona dari 1 Orang, Tak Ada yang Pakai Masker
23 penumpang bus tertular virus corona hanya dari satu orang. penularan terjadi selama perjalanan, yaitu kurang dari dua jam saja
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
"Jika kasus indeks memakai masker, itu akan menjadi yang paling efektif, karena itu akan menjadi sumber kendali atas orang yang menyebarkannya," kata Weisenberg.
Studi terbaru menunjukkan bahwa masker tidak hanya mencegah penularan orang yang sakit menyebar ke orang lain, tetapi juga membantu melindungi orang lain agar tidak sakit parah, dengan membatasi jumlah virus yang terpapar pada mereka.
Zhang mengatakan ada kemungkinan (meskipun belum terbukti) bahwa masker dapat "mencegah virus masuk ke paru-paru saat seseorang menarik napas."
"Jika semua orang lain memakai masker, saya pikir data sekarang akan menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki peluang lebih rendah untuk terinfeksi," tambah Weisenberg.
"Dan di antara orang-orang yang terinfeksi, penyakit mereka mungkin tidak terlalu parah karena memakai masker."
Baca: Positif Covid-19 Istri Wali Kota Depok Sebar Pesan : Pakai Masker, Jangan Sampai Diangkut Ambulans
Weisenberg mengatakan temuan studi tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati, bukan dengan kepanikan
Studi ini bukan yang pertama menunjukkan bahwa udara yang disirkulasi ulang bisa berbahaya, atau bahwa virus corona kemungkinan dapat menyebar lebih jauh dari enam kaki melalui udara di dalam ruangan.
Sebuah studi serupa terhadap orang-orang yang makan siang di restoran dengan orang lain yang tidak menunjukkan gejala dan terinfeksi di Guangzhou, China pada akhir Januari juga menunjukkan bagaimana sistem ventilasi restoran kemungkinan besar bisa membawa virus.
Bahkan di pesawat terbang, ruang tertutup di mana udaranya dimurnikan dengan sangat baik, dan orang-orang sekarang memakai masker, risiko terinfeksi tidaklah nol.
Satu studi CDC baru-baru ini menunjukkan bagaimana satu orang dalam penerbangan yang membawa lebih dari 290 penumpang dari Italia ke Korea Selatan pada akhir Maret kemungkinan besar jatuh sakit akibat tertular dari salah satu dari enam OTG di pesawat.
"Anda tidak pernah tahu kapan seseorang tidak menunjukkan gejala atau tanpa gejala dan mungkin menyebar," kata Weisenberg.
Namun, ia mengingatkan bahwa studi ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi pengendara bus dan pengguna transportasi umum di AS untuk panik.
"Saya berharap sirkulasi udara di bus-bus AS lebih baik," ujarnya.
Bahkan jika memungkinkan, membuka jendela bisa membantu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.