Brasil akan Uji Coba Vaksin Sputnik Buatan Rusia, Berencana Beli 50 Juta Dosis
Bahia akan menerima 500 dosis pertama setelah regulator kesehatan Brasil, Anvisa menyetujui protokol untuk uji coba.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA - Negara bagian Bahia, Brasil telah menandatangani perjanjian untuk melakukan uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 buatan Rusia bernama Sputnik V.
Bahkan Bahia berencana untuk membeli 50 juta dosis.
Gubernur Bahia, Rui Costa mengatakan perjanjian telah ditandatangani pada Selasa lalu, untuk melakukan uji coba.
Dan untuk itu, Bahia akan menerima 500 dosis pertama setelah regulator kesehatan Brasil, Anvisa menyetujui protokol untuk uji coba.
Baca: Update Kabar Vaksin Corona di Dunia: AstraZeneca Tunda Uji Coba, CanSino Tanggapi Keraguan Ahli
Rusia telah menggembar-gemborkan Sputnik sebagai vaksin pertama melawan virus corona yang terdaftar di dunia, meskipun uji coba tahap 3 belum selesai.
Costa mengatakan pemerintah federal Brasil harus berbuat lebih banyak untuk membangun kemitraan internasional guna membantu penelitian tentang vaksin yang sedang dikembangkan untuk melawan pandemi.
"Jika uji coba yang akan dimulai pada Oktober mendatang berhasil, Bahia akan memasarkan vaksin Rusia di Brasil melalui pusat penelitian farmasi Bahiafarma," ujar Sekretaris Kesehatan Negara Fabio Vilas-Boas dalam sebuah pernyataan.
Sebuah sumber di pemerintah Bahia mengatakan negara bagian berkomitmen untuk membeli 50 juta dosis Sputnik V.
Vaksin Rusia sedang dikembangkan oleh Institut Penelitian Gamaleya Moskow dan dipasarkan oleh Russian Direct Investment Fund (RDIF), yang bulan lalu memasuki kesepakatan dengan negara bagian Paraná Brasil untuk menguji dan memproduksi vaksin.
Dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (10/9/2020), Kepala Eksekutif RDIF Kiril Dmitriev mengatakan "negara besar lain di Brasil telah setuju untuk membeli 50 juta dosis vaksin," meskipun ia menolak untuk menyebutkan negara bagian mana yang dimaksudkannya.(Reuters)