Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pajak Radio Jepang Mencapai 45 Miliar Yen Jika Provider Ponsel Tak Turunkan Tarif Telepon

Dengan sedikit ancaman, pajak radio tiga provider tersebut akan dinaikkan jika tidak juga menurunkan tarif telepon.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pajak Radio Jepang Mencapai 45 Miliar Yen Jika Provider Ponsel Tak Turunkan Tarif Telepon
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Pajak radio (gelombang internet) dari tiga provider ponsel terbesar di Jepang, totalnya per tahun sekitar 45 miliar yen. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berulang kali menekankan agar tarif telepon tiga provider besar di Jepang diturunkan.

Bahkan dengan sedikit ancaman, pajak radio tiga provider tersebut akan dinaikkan jika tidak juga menurunkan tarif telepon.

"Pajak radio (internet) di Jepang sekitar 45 miliar yen per tahun. Dari NTT Docomo sekitar 18,5 miliar yen. Dari KDDI sekitar 11,5 miliar yen dan dari Softbank sekitar 15 miliar yen. Itu akan segera meningkat tinggi kalau tarif telepon ke masyarakat tidak diturunkan mereka sesuai permintaan PM Suga," kata sumber Tribunnews.com, Jumat (19/9/2020).

PM Suga untuk kesekian kalinya juga telah menekankan hal itu saat jumpa pers baik di Partai Liberal Demokrat (LDP), maupun saat jumpa pers 16 September malam lalu.

Baca: 3 Provider Ponsel Terbesar Jepang Terancam Kena Pajak Radio Lebih Tinggi Jika Tak Menurunkan Tarif

"Di masa pandemi Corona ini peranan digital sangatlah besar bagi kehidupan mulai anak-anak sampai orang dewasa. Oleh karena itu kebutuhan digital harus menjadi sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat seluas mungkin. Sehingga tarif telepon sewajarnya turun agar kehidupan sehari-hari masyarakat dapat tertunjang dengan baik oleh digital internet khususnya yang dikuasai tiga perusahaan besar tersebut," papar Suga.

Hal tersebut dibenarkan oleh mantan anggota parlemen Jepang yang juga pengacara Jepang, Katsuhito Yokokume.

Berita Rekomendasi

"Kehidupan manusia di Jepang sudah tak dapat lepas dari dunia internet. Oleh karena itu dunia internet sudah jadi kepentingan umum masyarakat bersama, tak bisa dikuasai oleh satu atau beberapa perusahaan saja. Makanya perlu dipertimbangkan imbauan PM Jepang tersebut," papar Yokokume.

Karena ketiga perusahaan besar itu adalah pihak swasta, ada kemungkinan tarif ponsel atau tarif telepon akan tetap tidak berkurang jauh.

Baca: PM Jepang Akui Masih Ada Keberatan Pihak Keamanan Terkait Dibukanya Visa Bagi Turis Asing

Akibatnya ada kemungkinan pajak radio akan dinaikkan lebih tinggi lagi oleh pemerintah di masa depan.

Dunia provider dan telepon internet Jepang sedang "berperang" satu sama lain.

Bahkan sebuah provider Jepang mengkampanyekan tarif telepon langganan bulanan yang zero alias gratis satu tahun kalau berlangganan.

Sementara itu baru terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas