Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB, Bicara Kesetaraan dan Rivalitas Hingga Posisi Indonesia

Pertama kalinya Presiden Jokowi menghadiri Sidang Majelis Umum PBBdan berpidato di SMU ke-75 yang digelar secara viritual, pada Rabu (23/9/2020) ini.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB, Bicara Kesetaraan dan Rivalitas Hingga Posisi Indonesia
tangkap layar youtube
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan berpidato di SMU ke-75 yang digelar secara viritual, pada Rabu (23/9/2020) ini. Ini pidato pertama Jokowi. 

”Presiden RI mendapat urutan hari pertama, sesi sore waktu New York (urutan ke-19), diperkirakan sekitar jam 20:30 malam waktu New York atau 07.30 WIB tanggal 23 September 2020," lanjutnya.

Seperti diketahui, selama periode pertama kepemimpinannya, 2014-2019, Jokowi selalu mendelegasikan tugas untuk menghadiri sidang majelis umum PBB kepada Wapres JK.

Namun pada tahun ini, untuk pertama kalinya Jokowi akan tampil seorang diri, tanpa menugaskan wakilnya, Maruf Amin.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pekan lalumenyatakan bahwa pesan tersebut akan ditayangkan di televisi PBB.

"Pesan tersebut akan ditayangkan di webTV.un serta di General Assembly Hall," ungkap Retno.

Selain sesi debat umum, Indonesia akan mengikuti sesi lain dalam SMU PBB ke-75 ini, yakni Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum untuk Perayaan 75 Tahun PBB pada 21 September yang akan diwakili Menlu Retno Marsudi. Kemudian The Summit on Biodiversity pada 30 September 2020 dan akan diwakili Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Sesi lainnya, yakni The High-Level Meeting of the General Assembly on the Twenty-fifth Anniversary of the Fourth World Conference on Women pada 1 Oktober 2020 yang akan diwakili oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga. 

Berita Rekomendasi

Dan sesi terakhir, The High-Level Meeting to Commemorate and Promote the
International Day for Total Elimination of Nuclear Weapons pada 2 Oktober, yang akan
diwakili Menlu Retno. Sementara khusus pertemuan fisik, Indonesia akan diwakili oleh

Duta Besar atau Wakil Tetap di PBB diplomat yang bertugas pada perutusan tetap Indonesia untuk PBB.

Indonesia sendiri akan menyampaikan sejumlah pesan penting dalam pertemuan SMU PBB ke-75. Beberapa di antaranya terkait kerja sama internasional dan solidaritas global bagi penanganan pandemi, baik di sektor kesehatan maupun berbagai dampak sosial ekonomi pandemi.

Tak hanya Jokowi dan para menterinya, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, juga dijadwalkan bakal tampil sebagai pembicara

dalam panel tentang HAM di Majelis Umum PBB. “Saya akan memaparkan pandangan-pandangan dan wacana terkait Hak Asasi Manusia yang telah berkembang di

lingkungan Nahdlatul Ulama," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya itu, lewat keterangan tertulisnya, Senin (21/9/2020).
Yahya akan menjelaskan mulai dari teologi Ukhuwah Basyariyah yang dicetuskan oleh KH Achmad Siddiq pada 1984, Deklarasi Nahdlatul Ulama ISOMIL 2016, Deklarasi Islam Untuk Kemanusiaan 2017, Manifesto Nusantara 2018, dan Hasil Bahtsul Masail
Musyawarah nasional Alim-Ulama Nahdlatul Ulama di Kota Banjar 2019 silam.(BBC/tribun
network/fik/ras/rin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas