Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pabrik di Vietnam Ketahuan Mencuci dan Menjual Kembali 300 Ribu Kondom Bekas

Sebuah pabrik di Vietnam digerebek karena ketahuan mencuci ribuan kondom bekas dan kemudian menjualnya kembali.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Pabrik di Vietnam Ketahuan Mencuci dan Menjual Kembali 300 Ribu Kondom Bekas
tuoitrenews.vn
Foto menunjukkan kondom bekas didaur ulang di sebuah pabrik di Provinsi Binh Duong. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pabrik di Vietnam digerebek karena ketahuan mencuci ribuan kondom bekas dan kemudian menjualnya kembali.

Dilansir Mirror, polisi menyerbu sebuah apartemen di DX12, Hoa Nhut Quarter, Tan Vinh Hiep Ward, Provinsi Binh Duong di mana mereka menemukan lebih dari 300.000 kondom yang tidak berlabel dan tidak dikemas.

Pemilik pabrik, seorang wanita bernama Pham Thi Thanh Ngoc, mengatakan bahwa dia telah mencuci dan kemudian mengeringkan kondom sebelum membentuknya kembali pada dildo kayu.

Polisi mengatakan wanita itu menerima kiriman kondom mingguan dari orang tak dikenal.

Ia kemudian mengemas ulang kondom itu setelah "didaur ulang."

Alat kontrasepsi itu kemudian dijual kepada anggota masyarakat yang tidak tahu apa-apa, lapor Vietnam Insider.

Baca: Polisi Vietnam Sita Ratusan Ribu Alat Kontrasepsi Bekas, Dicuci dan Dijual Kembali

Baca: 3 Polisi dan Seorang Warga Tewas Saat Bentrok Rebutan Sawah di Vietnam, Dua Bersaudara Dihukum Mati

Foto menunjukkan kondom bekas didaur ulang di sebuah pabrik di Provinsi Binh Duong.
Foto menunjukkan kondom bekas didaur ulang di sebuah pabrik di Provinsi Binh Duong. (tuoitrenews.vn)

Kondom bekas merupakan risiko utama bagi masyarakat.

Berita Rekomendasi

Kondom bekas dapat menyebabkan infeksi serta penyakit menular seksual.

Awal tahun ini di Inggris, dilaporkan bahwa merosotnya penjualan kondom membuat warga menghindari seks selama lockdown.

Laxman Narasimhan, kepala perusahaan induk Durex, Reckitt Benckiser, mengatakan bahwa penjualan kondom di sebagian besar pasar di seluruh dunia, termasuk Inggris, telah merosot sejak pandemi.

Produsen beranggapan penjualan yang buruk disebebkan oleh adanya kebijakan 'tinggal di rumah'.

"Saat-saat intim sedang menurun dan itu adalah manifestasi dari kecemasan," kata Narasimhan kepada BBC.


"Apa yang Anda lihat adalah virus ini berdampak pada sejumlah aktivitas intim di Inggris."

Lockdown telah membuat orang-orang di seluruh dunia menghadapi tantangan hubungan yang baru.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas