Pertama Kalinya dalam 100 Tahun, Rio de Jainero Tunda Karnaval Tahunan karena Covid-19
Rio de Jainero menunda karnaval tahunannya karena pandemi Covid-19 dan kondisi pandemi di Brasil masih mengkhawatirkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Rio de Jainero menunda karnaval tahunannya karena pandemi Covid-19.
Dilansir The Guardian, jumlah kematian akibat Covid-19 di dunia tampaknya akan tembus 1 juta beberapa hari mendatang.
Selain itu, kondisi pandemi di Brasil masih mengkhawatirkan.
Pada Jumat (25/9/2020), korban tewas akibat Covid-19 di dunia melampaui 980 ribu jiwa menurut perhitungan Universitas John Hopkins.
Dengan rata-rata kasus kematian harian lebih dari 5.000 per-hari, jumlahnya mungkin akan genap 1 juta dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu total kasus infeksi dunia sudah mencapai 32 juta.
Baca: Update Corona Global 26 September: Total Pasien Sembuh di Seluruh Dunia 24.151.759
Baca: Vaksin Corona Diperkirakan Baru Tersedia untuk Indonesia di Kuartal I 2020
Awal pekan ini, jumlah korban tewas di AS melebihi 200 ribu dengan total kasus infeksi 7 juta.
Sedangkan Brasil, mencatat 139 ribu korban meninggal dan 4,6 juta kasus infeksi.
Negara ini duduk di posisi kedua jumlah kematian terbanyak dan jumlah infeksi terbanyak ke tiga di dunia.
Kondisi inilah yang membuat Brasil memilih membatalkan karnaval tahunan di negara bagian Rio de Jainero itu.
Karnaval akbar ini digelar pada Februari setiap tahunnya dan melibatkan setiap sudut kota di Rio.
Sekolah Liga Samba Rio (LIESA) mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 membuat parade tradisional itu tidak mungkin diselenggarakan tahun ini.
Di sisi lain, otoritas Rio belum mengumumkan keputusan mengenai pesta rakyat ini.
Namun badan promosi pariwisata mengatakan kepada Associated Press pada 17 September lalu bahwa tidak ada kepastian kapan karnaval akan digelar.
Apalagi jika belum ada vaksin Covid-19.
Brasil mencatat kasus Covid-19 pertamanya pada 26 Februari, sehari setelah karnaval tahun ini berakhir.
Saat jumlah kasus infeksi meningkat, sekolah samba yang berpartisipasi dalam parade menyetop persiapan mereka untuk acara di 2021.
Rio de Jainero merupakan salah satu wilayah dengan tingkat penularan Covid-19 yang tinggi di Brasil.
Sementara itu sejumlah negara Eropa mengalami pandemi yang lebih buruk daripada puncaknya pada Maret lalu, menurut peringatan Uni Eropa.
Infeksi baru melonjak sekali lagi, mendorong badan pengontrol pandemi blok tersebut untuk menandai tujuh negara dengan "perhatian tinggi".
"Beberapa negara anggota, situasinya sekarang bahkan lebih buruk daripada saat puncaknya pada bulan Maret," ujar Komisaris kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides.
Di sisi lain Israel pekan lalu menjadi negara pertama yang kembali melakukan lockdown ketat.
Pemerintah semakin memperkuat langkah penanganan pandemi pada Kamis (24/9/2020) karena pembatasan sebelumnya gagal menekan angka infeksi baru.
Baca: Face Shield Disebut Tak Efektif Cegah Penularan Covid-19 Berdasar Pengujian Fugaku Jepang
Baca: Permasalahkan Pemakaian Masker, Seorang Penumpang Pesawat Marah hingga Ancam Kru Kabin
Negara ini memiliki 212.115 kasus dibanding jumlah populasi yang hanya di bawah 9 juta jiwa.
Sehingga kira-kira setara dengan satu kasus Covid-19 per 23 orang.
Sedangkan Prancis mencetak rekor penambahan kasus infeksi baru tiap harinya.
Otoritas kesehatan melaporkan 16.096 kasus baru pada Kamis, meningkat signifikan dari rekor sebelumnya 13.498.
Menurut penelitian terbaru, virus terus bermutasi sepanjang pandemi ini.
Para ahli percaya bahwa hasil mutasi ini kemungkinan lebih menular dibanding sebelumnya.
Kendati demikian, studi tersebut tidak menemukan bahwa mutasi virus akan lebih mematikan atau mengubah efeknya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)